REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- India kebut produksi vaksin nasional lebih dari dua kali lipat sejak April dan akan meningkat lagi dalam beberapa minggu mendatang. Kondisi ini meningkatkan harapan negara itu akan kembali sebagai pengekspor vaksin dalam beberapa bulan.
"Tidak ada batas waktu yang pasti mengenai ekspor tetapi perusahaan berharap untuk memulai kembali dalam beberapa bulan," kata sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Selain itu, jalur produksi baru telah disiapkan, vaksin yang dikembangkan oleh Cadila Healthcare mendapat persetujuan baru-baru ini. Ditambah lagi produksi komersial Sputnik V Rusia dimulai di India.
Platform berbagi vaksin global COVAX berharap India akan memulai kembali penyebaran vaksin di banyak negara, lebih dari sebelumnya. "Dengan vaksinasi nasional yang berhasil dan kedatangan lebih banyak produk, kami berharap pasokan COVAX India akan dilanjutkan secepat mungkin," kata juru bicara GAVI yang merupakan salah satu badan pendukung COVAX.
Setelah menyumbangkan atau menjual 66 juta dosis ke hampir 100 negara, India melarang ekspor pada pertengahan April. Keputusan ini agar pemerintah fokus pada imunisasi domestik ketika infeksi meledak, mengganggu rencana inokulasi di banyak negara Afrika dan Asia Selatan. Vaksinasi harian India melampaui 10 juta dosis pada 27 Agustus.
Bharat Biotech, pembuat suntikan Covid-19 pertama yang dikembangkan di dalam negeri India, meresmikan pabrik baru pada akhir pekan lalu. Langkah ini membuat pabrik itu dapat menambah kapasitas produksi 10 juta dosis per bulan. Pembukaan pabrik baru ini juga dalam mencapai tujuan dari total kapasitas tahunan sekitar 1 miliar dosis Covaxin.
India sejauh ini telah memberikan otorisasi darurat untuk enam suntikan Covid-19, empat di antaranya diproduksi secara lokal. Satu lagi vaksin domestik diharapkan akan segera disetujui sementara lebih banyak lagi yang sedang menjalani uji coba tahap menengah.