Selasa 31 Aug 2021 06:53 WIB

Kunjungan Wisatawan ke Ancol Turun 76 Persen Selama 2020

Tahun 2020 menjadi yang terberat bagi PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk.

Tercatat selama 2020 kunjungan ke kawasan wisata Taman Impian Jaya Ancol anjlok 76 persen dari 18 juta pengunjung menjadi 4,5 juta pengunjung (ilustrasi).
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Tercatat selama 2020 kunjungan ke kawasan wisata Taman Impian Jaya Ancol anjlok 76 persen dari 18 juta pengunjung menjadi 4,5 juta pengunjung (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk merancang sejumlah strategi untuk tetap bertahan. Perusahaan berkomitmen tidak mengurangi jumlah karyawan di tengah hantaman badai pandemi Covid-19 hingga saatnya nanti sektor pariwisata normal kembali.

"Perusahaan tetap mempertahankan komitmen tidak melakukan lay off kepada karyawan yang telah ikut membangun Perusahaan sampai saat ini," ujar Direktur Utama PT Pembangunan jaya Ancol Tbk, Teuku Sahir Syahali, dalam paparan publik di Candi Bentar Hall Jakarta Utara, Senin (30/8).

Teuku mengatakan, 2020 merupakan yang terberat bagi Ancol yang bergerak di bidang rekreasi, resort, dan properti tersebut. Untuk mengurangi dampak penyebaran Covid-19, sejak Maret 2020, unit rekreasi yang menjadi pendapatan utama perusahaan itu mengalami penutupan operasional selama kurang lebih enam bulan termasuk dalam masa libur sekolah, lebaran, Natal dan tahun baru yang menjadi masa panen tempat rekreasi.

Tercatat selama 2020 kunjungan ke kawasan wisata Taman Impian Jaya Ancol anjlok 76 persen dari 18 juta pengunjung menjadi 4,5 juta pengunjung. Begitu pula dengan wahana-wahana yang berada di dalam kawasan Taman Impian Jaya Ancol seperti Dunia Fantasi, Sea World Ancol, Ocean Dream Samudra, dan Atlantis Water Adventures juga ikut mengalami penurunan signifikan. Hal tersebut sebagai imbas ditutupnya tempat wisata pada masa Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) maupun Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Pendapatan Ancol turun sebesar 70 persen dari Rp1,3 triliun pada 2019 menjadi Rp 414 miliar pada 2020 dengan profitabilitas pada  2019 laba sebesar Rp 230 miliar turun menjadi rugi Rp 392 miliar. Total kewajiban naik sebesar 17 persen yang diakibatkan kenaikan utang (PBB, provisi) dan utang bank, total aset terkoreksi sedikit menurun 1,3 persen. Sedangkan ekuitas turun sebagai akibat kerugian yang tercatat pada 2020.

Meskipun kinerja keuangan tidak terlalu menggembirakan, manajemen tetap mempertahankan posisi free cashflow untuk menjamin kelangsungan operasi. Perusahaan menjaga credit rating dari Pefindo di Single A sehingga termasuk dalam investment grade.

Untuk dapat bertahan pada masa pandemi, manajemen melakukan beberapa hal untuk melakukan efisiensi cashflow di antaranya penerapan strategi basic cost dan biaya yang dikeluarkan hanya yang benar-benar untuk keselamatan pengunjung. "Penjadwalan ulang semua proyek dan fokus untuk penyelesaian proyek 'Symphony of The Sea' (kawasan pantai timur)," ujar Teuku.

Program-program pengembangan produk yang sempat tertunda karena pandemi akan tetap dijalankan untuk menyiapkan produk-produk yang lebih baik untuk menyongsong masa new normal. Di antaranya upaya menambah segmen baru dengan pembangunan Masjid Apung, Museum Rasulullah, dan fasilitas pendukungnya di kawasan Pantai Timur Ancol, serta lanjutan penataan pedestrian. 

Selain itu perseroan telah mencanangkan inisiatif transformasi bisnis secara menyeluruh sebagai respon terhadap beragam perubahan lokal dan global yang terjadi sangat cepat termasuk pandemi Covid- 19. Dengan program transformasi ini, ditargetkan perseroan akan menjadi World Class Brand of Indonesia melalui beragam inisiatif kegiatan dalam aspek finansial, revenue optimization, digital &operation, serta organization & talent.

Sejumlah terobosan sedang disusun untuk mendukung pelaksanaan transformasi meliputi perubahan struktur organisasi yang lebih efisien dan efektif, penyesuaian dan penyempurnaan sistem Enterprise Resource Planning (ERP) dengan kondisi bisnis perusahaan.Selain itu penyelesaian kewajiban dan utang serta pengembangan bisnis baru yang dapat meningkatkan revenue dengan membangun kolaborasi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement