REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- Penurunan kasus Covid-19 di Bali menjadi indikasi akan dibukanya kembali pariwisata di Pulau Dewata setelah masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali.
"Seiring dengan rapat terbatas (ratas) tadi, materi sudah kami sampaikan dan aglomerasi Bali, walaupun malam ini kita akan tentukan apakah akan turun. Tapi, seandainya turun ini akan menjadi sinyal kita untuk pembukaan Bali," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandia Uno saat menggelar konferensi pers secara virtual, Senin (30/8).
Sandiaga mengatakan, Kemenparekraf juga akan mempersiapkan prakondisi pembukaan pariwisata Bali, termasuk Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Coporation (ITDC) pengelola kawasan The Nusa Dua yang ditetapkan sebagai zona hijau, untuk kemudian meninjau sejauh mana kesiapannya.
Dia menyebut, belajar dari kawasan Phuket Sandbox, Kemenparekraf saat ini memiliki satu fokus agar transmisi lokal yang terjadi di Phuket dan berkurang secara signifikan dapat diterapkan di Bali nantinya.
"End to end Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment (Ramah lingkungan) (CHSE) maupun penerapan aplikasi PeduliLindungi seiring juga nanti koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri, Kemenko Marves mengenai pembukaan dari dan untuk pasar (wisman) Bali," jelas Sandiaga.
Hal itu, kata dia, dilakukan karena penanganan Covid-19 tentunya harus dikoordinasikan agar bisa segera menentukan kesiagaan dan kesiapan pembukaan Bali.