REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) telah mengirimkan 150 ribu dosis vaksin Covid-19 Johnson & Johnson ke Yaman yang dilanda konflik. Washington menjanjikan sumbangan 500 ribu dosis ke negara tersebut.
Sebanyak 150 ribu dosis vaksin tahap awal tiba di Yaman pada Ahad (30/8) lalu. “AS memberikan dukungan penyelamatan jiwa dengan berkoordinasi dengan Pemerintah Republik Yaman, mitra bantuan internasional, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengidentifikasi area prioritas untuk distribusi vaksin,” kata Departemen Luar Negeri (Deplu) AS dalam sebuah pernyataan pada Senin (30/8) dikutip laman Al Arabiya.
AS menekankan kembali bahwa Covid-19 adalah penyakit yang tak mengenal batas. Hal itu menjadi alasan utamanya membantu Yaman. “AS berkomitmen untuk bermitra dengan Yaman untuk mengakhiri pandemi Covid-19, mengurangi dampak sosial dan ekonomi yang menghancurkan, serta membangun kembali dunia yang bahkan lebih siap untuk wabah di masa depan,” kata Deplu AS.
Utusan Khusus AS untuk Yaman Tim Lenderking memuji langkah pemerintahan Presiden Joe Biden menyalurkan bantuan vaksin ke Yaman. “Seperti yang dikatakan Presiden Biden, AS berkomitmen membawa urgensi yang sama pada upaya vaksinasi internasional yang telah kami tunjukkan di dalam negeri,” ucapnya.
Sejauh ini Yaman telah melaporkan 7.784 kasus Covid-19 dengan korban meninggal mencapai 1.461 jiwa. Selain pandemi, saat ini Yaman pun tengah dibekap krisis kemanusiaan. Hal itu terjadi akibat konflik yang sudah berlangsung selama tujuh tahun di sana.
Konflik Yaman melibatkan kelompok pemberontak Houthi, pasukan pemerintah, dan koalisi militer pimpinan Arab Saudi. Sejak 2015, Saudi melakukan intervensi militer ke Yaman dengan maksud menyelamatkan pemerintahan sah negara tersebut. Riyadh memandang Houthi sebagai ancaman karena didukung Iran.