REPUBLIKA.CO.ID, CAPE TOWN -- Imam kepala Ghana Sheikh Osman Sharubutu telah menyumbangkan lebih dari 8.000 dolar AS (Rp 114 juta) untuk mendukung pembangunan katedral nasional, menurut laporan internasional, Senin (30/8). Sharubutu adalah seorang ulama Islam Ghana yang saat ini menjabat sebagai Imam Kepala Ghana.
Dilansir dari IOL, pada Selasa (31/8), ulama berusia 102 tahun itu mengatakan gerakan itu bertujuan memperkuat ko-eksistensi damai antara orang Kristen dan Muslim. Kristen dan Muslim telah lama memiliki hubungan baik di negara Afrika Barat.
Imam Sharubutu telah mendedikasikan keberadaannya untuk membangun jembatan antara Muslim dan Kristen. Pada 2019, ia juga merayakan ulang tahunnya yang ke-100 di Gereja Katolik Kristus Raja Raja Accra untuk kebaktian Paskah.
Dewan Perdamaian Nasional bertemu dengan Imam Kepala Nasional dan Kaukus Muslim di parlemen pada Mei. Kepala imam Sharubutu mengatakan Tuhan telah hati kepada orang-orang Ghana dengan memberi mereka kedamaian, dan bahwa penganut berbagai agama dapat hidup dalam damai dan harmoni. Ia berpesan agar warga Ghana harus menjaga perdamaian negara.
“Mengutip Alquran, Imam Kepala Nasional menasihati warga Ghana untuk selalu berkomunikasi satu sama lain secara sipil,” menurut situs Council.gov.gh.
“Kami kewalahan dan kehilangan kata-kata. Ini isyarat besar dan kami menghargainya. Saya pikir banyak orang, termasuk Kristen dan Muslim akan mengikuti apa yang telah dilakukan Imam Besar,” kata Ketua Dewan Pembina Katedral Nasional, Rasul Opoku Onyinah, menurut situs berita MyJoyOnline.com.
Osman Sharubutu merupakan anggota Dewan Perdamaian Nasional. Ini merupakan badan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran seputar penggunaan strategi non-kekerasan dalam menanggapi konflik, melalui jaringan, koordinasi dan kampanye. Dewan Perdamaian Nasional terdiri atas 13 anggota, mewakili berbagai kelompok agama, sosial atau politik.