Selasa 31 Aug 2021 14:55 WIB

Taliban Ingin Punya Hubungan Diplomatik dengan AS

AS telah menarik seluruh pasukannya dari Afghanistan

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
 Dalam gambar yang disediakan oleh Departemen Pertahanan, sebuah CH-47 Chinook dari Brigade Penerbangan Tempur ke-82, Divisi Lintas Udara ke-82 dimuat ke C-17 Globemaster III Angkatan Udara AS di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, Sabtu, 28 Agustus 2021.
Foto: Departemen Pertahanan via AP
Dalam gambar yang disediakan oleh Departemen Pertahanan, sebuah CH-47 Chinook dari Brigade Penerbangan Tempur ke-82, Divisi Lintas Udara ke-82 dimuat ke C-17 Globemaster III Angkatan Udara AS di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, Sabtu, 28 Agustus 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL – Kelompok Taliban mengatakan ingin memiliki hubungan baik dengan Amerika Serikat (AS). Hal itu disampaikan saat Washington telah menarik seluruh pasukannya dari Afghanistan.

“Imarah Islam menginginkan hubungan baik dan diplomatik dengan Amerika,” kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid di Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, pada Selasa (31/8), dikutip laman BNN Bloomberg. Imarah Islam adalah nama yang digunakan Taliban untuk merujuk pada pemerintahannya di Afghanistan.

Baca Juga

Para pemimpin utama Taliban berjalan melintasi landasan Bandara Internasional Hamid Karzai setelah kelompok terakhir dari pasukan AS diterbangkan. Aksi tersebut sebagai penanda kemenangan mereka.

“Kami menyoroti kepada setiap penjajah bahwa siapa pun yang melihat Afghanistan dengan mata jahat akan menghadapi nasib yang sama seperti yang dihadapi Amerika. Kami tidak pernah menyerah pada tekanan atau paksaan dan negara kami selalu mencari kebebasan,” kata Mujahid.

 

Anggota Komisi Kebudayaan Taliban Bilal Karimi mengatakan, kelompoknya tak dapat mengendalikan sukacita atas keberhasilan mereka. “Kami telah mengalahkan negara paling kuat di dunia dan memperoleh kemerdekaan kami,” ujarnya.

 

AS secara resmi mengakhiri kehadiran militernya di Afghanistan sekitar Senin (30/8) tengah malam waktu Afghanistan. Washington hengkang setelah 20 tahun menggelar misi di negara tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement