REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) masih menjadi andalan pemerintah dalam memacu kinerja industri pengolahan nonmigas.

Plt Dirjen IKMA Kemenperin Reni Yanita menyampaikan, industri TPT mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 4,54 persen pada kuartal II 2021 karena imbas pandemi Covid-19. Pembatasan yang terjadi selama pandemi membuat permintaan domestik menjadi kurang baik.

Namun, kata Reni, industri TPT masih termasuk salah satu sektor andalan ekonomi nasional. "Sektor industri tekstil dan pakaian jadi berkontribusi terhadap PDB industri pengolahan nonmigas 2020 sebesar 6,76 persen," kata Reni di Jakarta, Senin (30/8). 

Secara kumulatif, sambung dia, nilai ekspor industri tekstil dan pakaian jadi sepanjang 2020 mencapai 10,62 miliar dolar AS. Sedangkan pada periode Januari sampai Juni 2021, ekspor industri tekstil dan pakaian jadi menembus angka 5,86 miliar dolar AS.

Reni menambahkan, Kemenperin bertekad terus meningkatkan kinerja sektor industri, temasuk para pelaku IKM, di tengah tekanan dampak pandemi Covid-19. Berbagai program yang telah disiapkan, di antaranya peningkatan kompetensi SDM, pengembangan kualitas produk, standardisasi, fasilitasi mesin dan peralatan, serta promosi dan pameran di dalam dan luar negeri.

"Kemenperin juga memfasilitasi pelaku IKM melalui program e-Smart IKM," ujar Reni.

Tujuannya agar dapat meningkatkan akses pasar IKM melalui digitalisasi ke marketplace global. Selain itu, IKM juga mendapatkan pendampingan membangun bisnis digital dari para ahli.

Ikuti Whatsapp Channel Republika