REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Setahun lebih sudah pandemi menjajah dunia. Lebih dari ratusan juta orang terinfeksi, dan jutaan dari mereka telah berpulang, meninggalkan orang-orang tercinta yang harus berjuang melanjutkan hidup, termasuk anak-anak yang terpaksa menyandang status yatim/piatu karena orang tuanya yang meninggal akibat pandemi.
Banyak anak-anak yang tumbuh tanpa perlindungan ayah ataupun ibunya, dengan perekonomian yang semakin sulit karena pandemi yang tak kunjung berakhir, mereka harus menerima keadaan dengan makanan seadanya, sekolah harus memakai perlengkapan yang sudah tidak layak pakai karena tidak mampu untuk membelinya.
Dalam bentuk empati terhadap apa yang dirasakan anak-anak yatim, IMSA (Indonesian Muslim Society in America) bersama Rumah Zakat menyaluran beasiswa pendidikan untuk para yatim terdampak covid-19, pada Selasa (24/8) kemarin.
Salah satu penerima bantuan ini adalah Revaldi Julio (14) yang merupakan anak yatim binaan Rumah Zakat Semarang. Julio saat ini duduk dibangku kelas dua Madrasah Tsanawiyah di Kota Semarang.
Julio termasuk anak yang cukup rajin dan aktif di kelasnya, namun di masa pandemik seperti ini Julio sulit mengikuti kegiatan sekolah kerena membutuhkan kuota internet untuk pembelajaran daring. Ibu Julio pun, Siti Rochatun yang berkerja sebagai buruh pabrik hanya berpenghasilan pas-pasan untuk menghidupi makan dan pendidikan kedua anaknya.
Akan tetapi dengan adanya bantuan pendidikan dari IMSA, Julio bisa mengikuti pembelajaran daring dengan baik. “Terima kasih sekali kepada IMSA Care dan Rumah Zakat atas beasiswa yang diberikan kepada saya, alhamdulillah kebutuhan peralatan sekolah, khususnya kuota belajar daring saya terpenuhi. saya berjanji untuk selalu rajin untuk Sekolah dan membanggakan orang tua,” ucap Julio saat menerima bantuan pendidikan.