REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mehmood Qureshi mengatakan Taliban akan membentuk pemerintahan baru di Afghanistan dalam beberapa hari mendatang. Namun dia tak mengungkapkan dari mana memperoleh informasi tersebut.
“Kami berharap bahwa pemerintahan konsensus akan dibentuk dalam beberapa hari mendatang,” kata Qureshi dalam konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas di Islamabad pada Selasa (31/8).
Pernyataan Qureshi muncul setelah Amerika Serikat (AS) menuntaskan misi penarikan seluruh pasukannya dari Afghanistan. Taliban memandang hal itu sebagai sebuah kemenangan atas perjuangannya selama 20 tahun. "Selamat untuk Afghanistan, kemenangan ini milik kita semua," kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid di bandara Kabul pada Selasa (31/8), dikutip laman Al Arabiya.
Kendati telah hengkang, Taliban mengatakan mereka ingin tetap memiliki hubungan baik dengan AS. “Imarah Islam menginginkan hubungan baik dan diplomatik dengan Amerika,” ujar Mujahid.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan saat ini negaranya menangguhkan kehadiran diplomatik di Afghanistan dan mengalihkan operasinya ke Qatar. “Misi militer telah berakhir, misi diplomatik baru telah dimulai,” ucapnya.
Ia menekankan, Taliban perlu memenuhi komitmennya tentang menjamin hak-hak perempuan dan kebebasan bergerak atau bepergian bagi warga Afghanistan. Taliban juga perlu memastikan bahwa Afghanistan tidak menjadi sarang kelompok atau organisasi teroris. Menurut Blinken, Taliban perlu menunaikan komitmen dan janjinya jika ingin diakui. “Legitimasi dan dukungan apa pun harus diraih,” kata Blinken.