REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Perwakilan Khusus Amerika Serikat (AS) untuk Afghanistan Zalmay Khalilzad mengatakan, Afghanistan kini dapat memilih jalannya sendiri dengan kedaulatan penuh. Hal itu dia katakan usai penarikan penuh pasukan AS dari Afghanistan pada Selasa (31/8).
"Dengan kepergian militer kami, dan banyak mitra yang mendukung kami, warga Afghanistan menghadapi momen keputusan dan peluang, " ujar Khalilzad melalui akun resmi Twitter, dikutip laman Sputnik, Selasa (31/8).
"Masa depan negara mereka ada di tangan mereka. Mereka akan memilih jalan mereka dengan kedaulatan penuh. Ini adalah kesempatan untuk mengakhiri perang mereka sendiri juga," ujarnya menambahkan.
Penerbangan evakuasi AS dari bandara Kabul terakhir pada 03.29 waktu setempat, menandai berakhirnya perang 20 tahun AS di negara tersebut. Perginya AS juga meninggalkan Taliban dengan kendali penuh atas seluruh neger.
Khalilzad mengatakan, bahwa Taliban menghadapi ujian soal apakah mereka mampu memimpin Afghanistan menuju masa depan yang sejahtera atau tidak. Hal itu mengingat janji Taliban menciptakan pemerintahan yang inklusif dan menghargai hak-hak perempuan.
"Taliban kini menghadapi ujian. Dapatkah mereka memimpin negara mereka menuju masa depan yang aman dan sejahtera di aman semua warganya, pria, dan perempuan, memiliki kesempatan untuk mencapai potensi mereka? Bisakah Afghanistan menghadirkan keindahan dan kekuatan budaya, sejarah dan tradisinya yang beragam kepada dunia," kata Khalilzad.
Taliban mengambil alih atas Afghanistan pada 15 Agustus yang menyebabkan runtuhnya pemerintahan sipil yang didukung AS. Setelah itu, sebagian besar negara yang ada di negara tersebut mulai mengevakuasi warga dan staf diplomatik mereka, serta sekutu Afghanistan.
Washington telah mengakui kegagalan dinas keamanannya untuk menggagalkan serangan teroris di tengah evakuasi AS. Gedung Putih mengkonfirmasi bahwa Presiden Joe Biden memberi militer AS semua wewenang yang diperlukan untuk melakukan serangan terhadap ISIS Khorasan tanpa persetujuan kongres.