Selasa 31 Aug 2021 20:53 WIB

Kunjungan Wisatawan ke Garut Masih Sepi

Objek wisata di Garut sudah dibuka.

Rep: Bayu Adji/ Red: Muhammad Hafil
Kunjungan Wisatawan ke Garut Masih Sepi. Foto:  Pengunjung menyusuri aliran sungai menggunakan ban di Desa Wisata Sindangkasih, Cilawu, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Ahad (14/3/2021). Destinasi wisata pedesaan yang dikelola oleh masyarakat tersebut menawarkan petualangan menyusuri sungai, spot foto, wahana bermain anak dan rumah kayu bagi pengunjung guna meningkatkan ekonomi warga setempat.
Foto: ANTARA/Candra Yanuarsyah
Kunjungan Wisatawan ke Garut Masih Sepi. Foto: Pengunjung menyusuri aliran sungai menggunakan ban di Desa Wisata Sindangkasih, Cilawu, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Ahad (14/3/2021). Destinasi wisata pedesaan yang dikelola oleh masyarakat tersebut menawarkan petualangan menyusuri sungai, spot foto, wahana bermain anak dan rumah kayu bagi pengunjung guna meningkatkan ekonomi warga setempat.

REPUBLIKA.CO.ID,GARUT -- Seluruh objek wisata di Kabupaten Garut sudah kembali dibuka setelah daerah itu masuk dalam level 2 penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada pekan lalu. Namun, kunjungan wisatawan ke Kabupaten Garut pada akhir pekan kemarin masih relatif sepi.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Garut, Budi Gan Gan mengatakan, sejumlah tempat wisata di kawasan selatan dan tengah daerah itu masih belum terlalu banyak dikunjungi wisatawan. Hanya beberapa hotel di kawasan Cipanas yang terpantau ramai wisatawan. 

Baca Juga

"Kalau di Cipanas, hotel-hotel sudah ramai. Sementara tempat wisata yang lain relatif masih sepi," kata dia saat dihubungi Republika, Senin (30/8).

Meski ramai dikunjungi wisatawan, Budi menilai, penerapan protokol kesehatan (prokes) di hotel-hotel yang ada di kawasan Cipanas sudah dijamin memadai. Sebab, pihaknya sudah memastikan kesiapan prokes di sejumlah hotel di kawasan Cipanas sebelum akhir pekan kemarin.

Ia menambahkan, sejauh ini wisatawan yang berkunjung ke objek wisata di Kabupaten Garut masih didominasi oleh warga lokal. Menurut dia, belum banyak wisatawan dari luar kota yang datang berkunjung. 

"Mungkin wisatawan dari luar, di kota masing-masing masih PPKM, jadi untuk berkunjung ke tempat lain masih terbatas," kata dia.

Budi belum bisa memastikan jumlah kunjungan wisatawan pada akhir pekan lalu. Saat ini, pihaknya masih mendata jumlah kunjungan wisatawan.

Sementara itu, di Taman Satwa Cikembulan yang berlokasi di Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, wisatawan juga terpantau masih relatif sepi. Manajer Operasional Taman Satwa Cikembulan, Rudi Arifin mengatakan, hari pertama tempatnya kembali dibuka, Sabtu (28/8), hanya ada sekitar 70 orang yang datang berkunjung melihat satwa-satwa. 

"Minat pengunjung saat saya buka itu pada Sabtu, masih sepi sekali. Mungkin karena ada yang belum tahu atau masih malas keluar. Hanya sekitar 70 orang," kata dia.

Baru pada Ahad (29/8), lanjut dia, kunjungan mulai meningkat. Ia menyebutkan, pada Ahad lalu terdapat sekitar 210 orang yang datang ke Taman Satwa Cikembulan.

Menurut dia, jumlah kunjungan wisatawan itu masih jauh dari kapasitas maksimal 25 persen. Pasalnya, 25 persen dari kapasitas di Taman Satwa Cikembulan berarti bisa menampung hingga 2.500 orang. 

"Meski masih sepi, dengan dibuka kembali tempat wisata ini, kita jadi ada motivasi," ujar dia.

Rudi menjelaskan, penerapan prokes di Taman Satwa Cikembulan dilakukan dengan maksimal. Setiap pengunjung yang datang diwajibkan menggunakan masker dengan benar. Setelah itu, petugas mengecek suhu kepada setiap pengunjung. 

"Mereka juga harus melewati penyemprotan disinfektan. Setelah itu disuruh cuci tangan sebelum membeli tiket," kata dia.

Ia menambahkan, pihaknya juga telah menyediakan beberapa tempat cuci tangan di beberapa titik. Pemantauan pengunjung di lokasi juga didampingi oleh aparat dari TNI, Polri, dan Satpol PP.

Di dalam lokasi Taman Satwa Cikembulan juga belum terdapat banyak pedagang yang berjualan. "Pedagang di dalam baru satu yang dibuka, padahal sebenarnya ada delapan titik. Satu pedagang itu hanya menjual air, makanan belum ada," kata dia. 

Untuk operasional para pedagang, pihak Taman Satwa Cikembulan akan melihat perkembangan situasi yang ada. "Mungkin pekan depan mulai. Kita juga kan gak mau ada kerumunan," kata dia.

Menurut Rudi, sementara ini pengunjung yang ingin ke Taman Satwa Cikembulan tak diminta menunjukkan sertifikat vaksinasi. Sebab, sesuai Surat Edaran Disparbud Kabupaten Garut, sertifikat vaksinasi belum menjadi syarat wisatawan yang ingin berkunjung. 

"Karena mungkin vaksinasi belum merata. Namun kalau suatu saat kita harus menggunakan Peduli Lindungi, kita ikuti," kata dia.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement