Rabu 01 Sep 2021 06:41 WIB

Uni Eropa Gelar Pertemuan Bahas Pengungsi dari Afghanistan

Gelombang migran Afghanistan kemungkinan akan memperburuk ketegangan di Eropa

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Dua anak berjalan di samping tenda di Pangkalan Udara AS Ramstein di Ramstein, Jerman, Senin, 30 Agustus 2021. Komunitas militer Amerika terbesar di luar negeri menampung ribuan pengungsi Afghanistan di kota tenda di pangkalan udara.
Foto: AP/Matthias Schrader
Dua anak berjalan di samping tenda di Pangkalan Udara AS Ramstein di Ramstein, Jerman, Senin, 30 Agustus 2021. Komunitas militer Amerika terbesar di luar negeri menampung ribuan pengungsi Afghanistan di kota tenda di pangkalan udara.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Para menteri kehakiman dan urusan dalam negeri Uni Eropa (UE) melakukan pertemuan di Berlin, Jerman, pada Selasa (31/8). Pertemuan digelar untuk membahas pengambilalihan Taliban atas Afghanistan dan cara Eropa akan menangani arus pengungsi serta migran.

"Sangat penting bahwa kita berada dalam posisi di mana kita dapat menghindari krisis kemanusiaan, krisis migrasi, dan ancaman keamanan dari Afghanistan," kata Komisaris Eropa untuk Urusan Dalam Negeri Ylva Johansson sebelum pertemuan para menteri.

Baca Juga

Pertemuan itu terjadi sehari setelah pasukan terakhir Amerika Serikat (AS) terbang keluar dari bandara internasional Kabul. Blok yang terdiri dari 27 negara ini sedang mencari cara untuk mencegah terulangnya krisis pengungsi 2015 yang dipicu oleh perang saudara Suriah.

Kedatangan lebih dari satu juta migran di Eropa pada tahun itu menyebabkan pertikaian di antara negara-negara anggota UE tentang cara terbaik untuk mengelola arus masuk. Gelombang baru migran dari Afghanistan kemungkinan akan memperburuk ketegangan.