Rabu 01 Sep 2021 09:40 WIB

PM Lebanon Bantah Laporan Niat Dirinya Prospek Negara Arab

Bank Dunia mengatakan Lebanon mengalami salah satu keruntuhan ekonomi terburuk

Rep: Puti Almas/ Red: Christiyaningsih
Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati.
Foto: Reuters/ Mohamed Azakir
Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT — Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati membantah sejumlah laporan media yang mengatakan dirinya akan ke negara Arab untuk mengeksplorasi sebuah prospek untuk tahap yang akan datang.

“Perdana Menteri membantah berita yang beredar tentang niatnya melakukan perjalanan ke salah satu negara Arab untuk mengeksplorasi prospek untuk tahap yang akan datang, setelah itu dia akan mengambil keputusan terakhirnya," ujar pernyataan dari kantor pers Mikati dilansir Middle East Monitor, Selasa (31/8).

Baca Juga

Lebih lanjut, kantor pers Mikati mengatakan, berita tersebut sama sekali tidak memiliki bukti dan berdasar atas apa pun. Disebutkan bahwa ia saat ini tinggal di Lebanon dan melanjutkan upaya untuk membentuk pemerintahan.

Mikati ditunjuk sebagai perdana menteri setelah pada 26 Juli ditugaskan untuk membentuk pemerintah baru, berdasarkan 72 suara yang diterima selama konsultasi parlemen yang dilakukan oleh Presiden Lebanon Michel Aoun. Namun semenjak penugasan itu, konsultasi antara Mikati dan Aoun belum membuahkan hasil apa pun.

Hingga saat ini, belum ada kabinet baru yang diumumkan di Lebanon. Baik Mikati maupun Aoun dianggap gagal untuk menyepakati pemerintahan, bahkan saat mata uang negara itu kehilangan lebih dari 90 persen nilai dan lebih dari setengah masyarakat di sana jatuh dalam kemiskinan.

Bank Dunia mengatakan, Lebanon mengalami salah satu keruntuhan ekonomi terburuk yang pernah tercatat. Akar penyebabnya termasuk puluhan tahun korupsi di pemerintahan dan cara negara yang tidak berkelanjutan dibiayai.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement