REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk mendukung kinerja holding pertambangan lebih cekatan ke depan, pemerintah melalui Kementerian BUMN akan memisahkan antara MIND ID sebagai induk holding dan PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) secara operasional.
Direktur Utama MIND ID Orias Petrus Moedak menjelaskan, saat ini pemisahan antara MIND ID selaku induk holding dan Inalum secara operasional masih dalam proses administrasi. Nantinya, pemisahan ini akan secara legal tertuang dalam peraturan pemerintah.
"Rencana untuk pemindahan prosesnya sedang berjalan dan saat ini di Kementerian BUMN untuk dilanjutkan ke Kementerian Keuangan. Nanti ada PP khusus mengenai itu. Jadi prosesnya diharapkan selesai tahun ini," ujar Orias dalam konferensi pers, Selasa (31/8).
Meski dalam tahap pemisahan, tapi Orias memastikan, tidak ada kinerja perusahaan yang terganggu. Sebab, nantinya semua karyawan dan kinerja tidak akan berubah secara drastis.
"Kinerja tidak akan terganggu sebab ini hanya akan memisahkan manejemen saja. Kami fokus ke teknis keuangan dan rencana holding ke depan," ujar Orias.
Apalagi ke depan, kata Orias, MIND ID menjadi salah satu perusahaan yang masuk dalam rencana IPO. Pemisahan perseroan pelat merah di sektor pertambangan itu menjadi salah satu syarat MIND ID yang berencana melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Menurutnya, opsi IPO akan didasarkan pada kebutuhan keuangan perusahaan. Artinya, jika dirasa perlu, maka opsi go public bisa terwujud. Sebaliknya, jika kemungkinan lain atau tidak menarik bagi perseroan, kemungkinan IPO tidak dilakukan.
"Pak Menteri BUMN sudah sampaikan mengenai rencana IPO, jadi Inalum akan berdiri sendiri dan MIND ID akan berdiri sendiri. Dari situ kita akan melihat rencana pengembangan ke depan," kata dia.