REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 03 Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, antusias mengikuti kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) hari kedua pada Rabu (1/9). Untuk siswa kelas 2, hari ini mereka pertama kali masuk sekolah ini.
"Baru kali ini mereka masuk walaupun secara legalnya mereka itu sudah sekolah dari satu tahun yang lalu," kata Kepala Seksi Pendidikan dan Tenaga Pendidikan Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat II, Masduki saat ditemui diSDN 03 Duri Kepa.
Masduki menyempatkan diri memasuki ruang kelas 2 yang dipenuhi oleh 15 murid itu. Kepada murid, Masduki sempat bertanya kepada para siswa. "Anak-anak lebih enak belajar di rumah atau di sekolah?," tanya Masduki."Di sekolah," teriak murid serempak kala menjawab pertanyaan dari Masduki.
Menurut Masduki, siswa antusias lantaran belajar di tempat dan suasana yang berbeda dari rumah. Dengan demikian, rasa jenuh yang dialami murid selama ini bisa terobati.
Selain itu, Masduki mengatakan murid juga berkesempatan bertemu dengan teman baru di dalam kelas. Walau demikian, pihaknya memastikan para siswa yang ada di kelas tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) seperti memakai masker dan berjaga jarak. "Tentu ketentuan prokes harus di terapkan di lingkungan sekolah," kata dia.
Siswa yang kondisinya sakit ataupun bergejala sakit tidak diperkenankan masuk dan hanya boleh mengikuti pembelajaran jarak jauh. "Sebagian besar siswa dan guru pun juga sudah divaksin agar PTM berjalan aman," tambah dia.
Masduki berharap PTM bisa kembali normal seiring dengan terkendalinya kasus Covid-19 di Jakarta. Dari pantauan di SDN 03 Duri Kepa, ada fasilitas tempat cuci tangan dan tanda berbaris yang berjarak di gerbang sekolah. Di tangga pun, pihak sekolah memberipembatasan berupa tali untuk membedakan mana jalur naik dan turun.
Sesampai di lantai satu, terdapat dua kelas yang ditempati siswa kelas II. Di dalamnya terdapat 15 siswa ditambah satu guru yang sedang mengajar.Naik ke lantai selanjutnya, terdapat dua kelas yang ditempati kelas VI. Per kelasnya diisi 15 siswa dan satu guru. Mereka semua terpantau menerapkan protokol kesehatan.