REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Lampung Murdoyo Rahmanoe mengatakan rencana pembukaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas bagi siswa di Lampung harus dilakukan dengan hati-hati.
"Untuk pelaksanaan PTM harus dilakukan dengan hati-hati, karena bila tidak akan berisiko bagi kesehatan anak," ujar Murdoyo, Rabu (1/9).
Ia mengatakan ada sejumlah rekomendasi yang harus dipenuhi bila akan melaksanakan sekolah tatap muka agar tetap menjaga kesehatan para siswa. "IDAI merekomendasikan bila daerah akan melakukan pembelajaran tatap muka, maka positivity rate harus kurang dari delapan persen, bila persentase lebih dari itu kemungkinan akan berisiko tinggi bagi anak," katanya.
Dia menjelaskan cakupan vaksinasi bagi siswa dan tenaga pendidik pun menjadi perhatian sebelum PTM dilaksanakan. "Cakupan vaksinasi ini juga harus dilihat sebab yang divaksinasi baru anak di atas 12 tahun dan belum semua divaksinasi. Lalu vaksinasi gurunya pun belum lengkap," ucapnya.
Menurutnya, penerapan protokol kesehatan secara ketat di lingkungan pendidikan juga menjadi salah satu hal yang penting. "Harus disesuaikan dengan kondisi wilayahnya jangan sampai protokol kesehatan tidak diterapkan. Semua harus memastikan siswa melaksanakan hal tersebut. Karena biasa Covid-19 pada anak terjadi tanpa gejala, ini yang ditakutkan karena bisa menular ke yang lain," katanya.
Baca juga : PTM, Orang Tua dan Guru Diminta Pastikan Prokes Anak
Ia melanjutkan mitigasi bila ditemukan gejala pada siswa di lingkungan sekolah pun harus dipersiapkan. "Satu hal lagi yakni mengenai mitigasi bila ditemukan kasus yang berisiko penularan, harus dipikirkan juga di bawa kemana dan bagaimana penanganan bagi siswa yang sakit ataupun warga sekolah lainnya," ujarnya.
Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Lampung yang diperoleh dari laporan dokter anak se-Lampung, selama pandemi Covid-19 berlangsung tercatat total ada 500 anak yang terpapar dengan usia beragam dari 0 hingga 17 tahun.