REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Negara-negara tetangga Libya pada Selasa (31/8) sepakat untuk mengirim delegasi menteri untuk menilai situasi politik di negara Afrika Utara itu menjelang pemilihan umum 24 Desember yang sangat dinanti.
Keputusan itu diambil di akhir pertemuan para menteri luar negeri Aljazair, Libya, Sudan, Mesir, Tunisia, Chad, Niger dan Republik Kongo. Pertemuan dua hari yang diselenggarakan oleh Aljazair itu juga dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit, utusan khusus Sekjen PBB untuk Libya Jan Kubis, dan Bankole Adeoye, komisioner Uni Afrika untuk urusan politik, perdamaian dan keamanan.
Menurut pernyataan bersama, para peserta sepakat untuk mengoordinasikan upaya dalam menangani semua pihak di Libya untuk menyelesaikan krisis politik negara itu. Namun, pernyataan itu tidak menentukan tanggal kunjungan delegasi.
Mereka juga menekankan perlunya penarikan semua pejuang asing dari Libya, sebagaimana diuraikan dalam resolusi Dewan Keamanan PBB dan kesepakatan gencatan senjata antara pihak-pihak yang bertikai di Libya. Para peserta pertemuan juga menyerukan untuk mengaktifkan perjanjian empat pihak antara Libya, Sudan, Chad dan Niger untuk mengontrol dan memantau perbatasan mereka dengan Libya. Pertemuan berikutnya antara negara-negara tetangga Libya akan diadakan di Kairo, tetapi tanggalnya belum diumumkan.