REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA – Pelapor khusus PBB tentang hak atas pangan, Hilal Elver, mengatakan, 35 juta orang di seluruh dunia sekarat karena kelaparan. Kondisi tersebut disebabkan beberapa faktor, antara lain perubahan iklim, konflik, dan epidemi.
“35 juta orang di seluruh dunia sekarat karena kelaparan atau menghadapi risiko kematian,” kata Elver saat diwawancara Anadolu Agency, Rabu (1/9).
Dia mengungkapkan, saat ini 821 juta orang mengalami kesulitan dalam mengakses makanan. Perubahan iklim global, depresi ekonomi, ketidakstabilan politik, epidemi, dan konflik telah mempercepat krisis pangan di seluruh dunia.
Menurut Elver, tahun lalu setidaknya 155 juta orang di 55 negara atau wilayah menghadapi krisis pangan. Saat ini, jumlahnya meningkat menjadi 265 juta akibat pandemi Covid-19.
Tahun lalu, jumlah orang di dunia yang tidak memiliki akses ke pangan mencapai sekitar 700 juta orang. Tahun ini angkanya bertambah menjadi 821 juta. “Meskipun langkah-langkah yang sangat serius telah diambil, jumlah orang yang rawan pangan meningkat secara bertahap dalam lima tahun terakhir,” kata Elver.