Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Irfani Buku

Islam, Hoaks, dan Pandemi dalam Sorotan Milenial

Agama | Wednesday, 01 Sep 2021, 18:25 WIB
Cover Buku Pandemmi Covid-19 dalam Sorotan Generasi Milenial (Irfani, 2021)

“Era teknologi dan digitalisasi serta persaingan global sudah seharusnya masyarakat hari ini mengedepankan agama dan sains sebagai pola gaya hidupnya dalam kesehariannya. Saatnya kita meninggalkan gaya hidup yang primitif yang suka mencaci, memaki, menindas, tidak toleran dan keterbelakangan.” (hlm 60). Hal itu disampaikan Wikka Essa Putra dalam esai bertajuk “Menghidupkan Mentalitas Islam Berkemajuan Hadapi Pandemi Covid-19” dalam buku Pandemi Covid-19 dalam Sorotan Generasi Milenial (Irfani, 2021).

Lebih mendalam, Wikka menjelaskan, situasi pandemi Coronavirus yang sangat serius sudah sepatutnya upaya-upaya yang penanganan dan komunikasi yang komprehensif memiliki substansi dan dibarengi dengan tindakan preventif adalah kewajibannya yang mesti disampaikan dan dilakukan oleh Ulil amri. Para pejabat, kata dia, menjadi orang-orang yang menyemai pendidikan merasakan bangku sekolah hingga perguruan tinggi berbicara memiliki integritas adalah keharusan dibandingkan mengedepankan guyon atau citra disituasi krisis global ini. “Penulis berpendapat bahwa pejabat negara seperti ini tidak mengedepankan sains dengan adanya contoh pernyataan Indonesia kebal korona karena masyarakatnya suka makan nasi kucing dan doa qunut sebagai penangkal korona,” ungkapnya.

Dalam esai lain, Hilmy Nurhidayah memaparkan pembahasan tentang “Hoaks Virus Corona Konpsirasi Yahudi dan Sikap Umat Islam”. Bagi Hilmy, konspirasi adalah upaya untuk menghambat penyelesaian pandemi Covid-19. Umat Islam terus dibodohi oleh narasi konspirasi dan berbagai kabar hoaks yang makin mengaburkan informasi.

“Jika kita sebagai umat Islam terus dibodohi dengan berbagai konspirasi ini, percayalah bahwa Covid-19 ini tidak akan pernah usai. Konspirasi ini hanyalah sebagai penghambat dalam penyelesaian pandemi ini, sebab yang terjadi hanyalah membuat masyarakat menjadi tidak percaya terhadap peraturan yang sudah dibuat.” (hlm 146). Nada-nada kritikal pun disuarakan Hilmy. Salah satunya dalam paragraf berikut: “Jika hari ini keadaan umat Islam percaya bahwa Corona adalah sebuah konspirasi Yahudi, bukankah itu malah menghancurkan umat Islam sendiri? Semakin membuat stigma yang buruk bagi kaum agama lainnya bahwasanya Islam bukan agama yang rahmatan lil’alamin, semua harus dijalankan sesuai dengan yang diberlakukan tanpa keringanan meski dalam keadaan genting.” (hlm 148).

Bagi Hilmy, terdapat rukhsah bagi umat Islam dalam menjalankan syari’at di masa pandemi. “Jika pada saat itu hujan lebat yang dikawatirkan melukai orang orang yang lewat jalan sebab jalan menjadi curam dan licin, bagaimana dengan keadaan sekarang yang apabila kita memaksakan untuk tetap pergi dapat menyebabkan tertular virus sehingga berujung kepada kematian? Hal ini tentunya jauh lebih membahayakan,” ujarnya.

***

Buku berjudul Pandemi Covid-19 dalam Sorotan Genersi Milenial (Irfani, 2021) memberikan pandangan yang serius dalam menggambarkan potret masa awal wabah Corona yang terjadi di Indonesia pada tahun 2020. Sehingga, dengan hadirnya buku ini menambah spirit keimanan yang terintegrasikan dalam sorotan kehidupan sehari hari hingga dikemas dengan nilai-nilai keislaman dalam menghadapi masa pandemi Covid-19 sampai saat ini.

Materi dalam buku ini sudah memuat dalam kehidupan pribadi mulai dari aspek. Pertama, Akidah dengan memiliki prinsip hidup dan kesadaran Imani berupa tauhid kepada Allah SWT. yang benar, ikhlas dan penuh ketundukkan, sehingga terpancar Islam rahmatan lil alamin. Kedua, adalah Akhlak yang memberikan gambaran seputar keteladanan prilaku Nabi yang memperaktekkan akhlak mulia untuk dapat dicontoh oleh setiap umat-Nya, berupa sifat sidiq, amanah, tabligh dan fatonah.

Ketiga, dalam sudut pandang Ibadah, kewajiban dari setiap umat yang beragama untuk menunaikan ibadah-Nya dengan sebaik-baiknya. Kemudian keempat, ini adalah muamalah duniawiyah, kehidupan harmonis dengan sesama dari aspek kebermasyarakatan, keorganisasian, kehidupan mengelola amal usaha, kehidupan berbisnis, kehidupan mengembangkan profesi, kehidupan berbangsa dan bernegara dan melestarikan lingkungan.

Buku ini diharapkan dapat memberikan motivasi untuk generasi milenial agar terus berkarya mengembangkan ide dan gagasannya dalam kajian literatur dengan keadaan apa pun dan menjadikan buku ini sebagai landasan momentum untuk generasi milenial agar dapat memperbaiki diri dan juga mendekatkan diri kepada sang Ilahi, mengupayakan kaum milenial agar bisa memetik hikmah dari adanya pandemi Covid-19 serta dengan buku ini juga, kaum milenial agar lebih membuka mata untuk mengembangkan kreativitas seluas-luasnya sehingga menjadikan peluang di sektor ekonomi dan pendidikan.

Buku setebal sekitar 200 halaman ini patut menjadi rekomendasi bacaan bagi akademisi, aktivis, pemuka agama, maupun masyarakat umum berkaitan dengan pandemi dalam multiperspektif. Semoga bermanfaat.

Identitas Buku

Judul Buku: Pandemi Covid-19 dalam Sorotan Generasi Milenial

Editor: Amirullah & Noor Chozin Agham

Penulis: Hamiyawati Qoimatu Dini Alfaruqi, Arief Ramadhan, Wahyu Afrilia Nur Kholifah, Aisyah Syahfitri Oktaviani, Cecen Centya Fitri, Leni Delta Sari, Sulastina, Dewi Nurhidayah, Wikka Essa Putra, Mawaddah Mawardi, Try Pajar Abdiroh, Shalsabilla Octania, Farah Andarizqi, Dwi Maulidina, Larasita Azhari Diaz Putri, Rania Azzahrah, Ihsan Helmi Jauhari, Fikri Hidayat, Fajar Riski, Fitria Sartika, Hilmi Nurhidayah, Mutia Amrina Rosadah, Diso Putri Hartini, Dwi Indah Sari, Dina Elisyabanniah, Suci Pitria Sari, Azahra Hikmah, Fitria Sartika, Nabilla Sinta Dewi, Azzumar Abdillah Husien, Fasha Andika, Mutiara Nafita, Mellinia Fitri Afrida Al Halim, Tito Amin, Nur Aina

Layout: Ahmad Soleh

Desain Sampul: Tim Penerbit Irfani

Penerbit: Semesta Irfani Mandiri

Cetakan I: Agustus 2021

Ukuran, tebal: 14,8x21cm, xii + 271 halaman

ISBN: 978-623-97325-4-7

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image