Satgas Minta PTM Diikuti dengan Memperketat Prokes
Red: Mas Alamil Huda
Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Reisa Broto Asmoro. | Foto: ANTARA/Galih Pradipta
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro meminta pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di sejumlah wilayah di Indonesia diikuti dengan memperketat penerapan protokol kesehatan (prokes). Semua pihak harus mematuhinya untuk memastikan PTM aman.
"Pembukaan sekolah ini adalah kabar menggembirakan baik bagi tenaga pendidik, siswa dan itu harus diperhatikan dengan sangat cermat. Tenaga pendidik, orang tua siswa, dan masyarakat sekitar wajib menjaga keamanan," ujar Reisa dalam konferensi pers Perkembangan Terkini PPKM yang dipantau di Jakarta, Rabu (1/9).
Reisa menjelaskan, pelaksanaan PTM itu didasarkan pada penurunan kasus di sejumlah daerah. Daerah yang dinyatakan mampu mengendalikan penularan sesuai dengan Intruksi Mendagri Nomor 38/2021 boleh melaksanakan PTM secara terbatas.
Kendati pemerintah memberikan relaksasi, masyarakat di lingkungan/sekitar sekolah dan orang tua siswa diharapkan tetap menerapkan prokes agar tidak terjadi klaster penularan yang bisa membuat PTM di sekolah dikaji ulang. "Sekali lagi kita harus bersama-sama menjaga sekolah bisa tetap meneruskan uji coba pembelajaran tatap muka," kata dia.
Reisa mencontohkan, daerah yang mampu menurunkan angka penularan dan dapat menggelar PTM yakni Semarang. Pemerintah daerah setempat dianggap berhasil mengendalikan penularan, di samping itu kesadaran masyarakat akan pentingnya prokes tergolong tinggi.
"Kepatuhan masyarakat Kota Semarang pada saat PPKM pekan lalu cukup tinggi mencapai 97 persen lebih, artinya hampir setiap orang Semarang yang berada di ruang publik sudah paham perlunya memakai masker. Sedangkan untuk menjaga jarak dan menjauhi kerumunan ada di angka sekitar 86 persen," katanya.
Reisa menegaskan, kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat menjadi kunci agar pandemi bisa dikendalikan yang berujung pada dibukanya sejumlah fasilitas publik, termasuk sekolah. Maka dari itu, ia mengajak pemerintah daerah dan masyarakat di wilayah lainnya untuk sama-sama menurunkan angka penularan.
"Bagi guru dan murid di kota dan kabupaten lainnya, ayo gotong-royong lebih keras lagi untuk menurunkan wilayah ke tingkat kondisi penularan level 2 agar bisa menikmati sekolah lagi," kata dia.