REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Untuk terus mendukung pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19 dan mempermudah pemantauan pasien, Rumah Oksigen Gotong Royong (ROGR) kini bisa dimanfaatkan sebagai fasilitas isolasi terpusat bagi pasien Covid-19 dengan gejala ringan. Ini sejalan dengan imbauan pemerintah yang disampaikan pekan lalu (27/8), yang meminta pasien tanpa gejala atau gejala ringan untuk menjalani isolasi mandiri di lokasi terpusat.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, semua pihak harus tetap harus waspada meski jumlah kasus menunjukkan tren penurunan karena pandemi belum berakhir. "Menyediakan ROGR sebagai fasilitas isolasi terpusat ibarat ‘sedia payung sebelum hujan’. Sehingga, saat terjadi lonjakan kasus seperti beberapa waktu lalu, ROGR bisa membantu mengurangi tekanan terhadap keterisian tempat tidur (BOR) rumah sakit," ujarnya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Rabu (1/9).
Ia menambahkan, masyarakat tidak perlu bingung mencari fasilitas isolasi mandiri yang dilengkapi dengan akses oksigen dengan pantauan langsung dari tenaga kesehatan. Arsjad juga menyampaikan penghargaan kepada puluhan perusahaan yang telah mendukung inisiatif ROGR. Menurutnya, inisiatif gotong-royong ini tidak akan terwujud dalam waktu singkat tanpa dukungan dan komitmen berbagai pihak swasta. Kami sangat berterima kasih kepada para donatur yang telah mendukung inisiatif ini.
"Ke depannya, inisiatif Rumah Oksigen Gotong Royong tetap akan berperan membantu penanganan pandemi Covid-19, khususnya terkait pemenuhan kebutuhan oksigen, seperti penyediaan Rumah Oksigen mobile atau penyediaan oxygen concentrator,” katanya.
Sementara itu, CEO Goto Andre Soelistyo mengatakan, dengan menjalani isolasi di ROGR, pihaknya bisa meringankan kekhawatiran keluarga pasien dan mencegah penularan ke anggota keluarga lain yang serumah. Pasien akan mendapatkan perawatan sesuai dengan panduan Kemenkes dan dipantau 24 jam oleh tenaga kesehatan dan dokter profesional. "Kami percaya dengan keberadaan ROGR akan mendukung upaya bangsa Indonesia untuk bangkit bersama dari Pandemi," ujarnya.
Apresiasi senada disampaikan Monica Oudang, Chairwoman Yayasan Anak Bangsa Bisa sebagai lead fundraiser inisiatif ROGR. Pihaknya sangat bangga sekaligus bersyukur atas antusiasme tinggi dan semangat gotong royong dari puluhan perusahaan yang mendukung pembangunan dan operasional Rumah Oksigen Gotong Royong.
"Kami berharap dengan dukungan dan komitmen ini, semakin banyak masyarakat yang bisa terbantu dalam melakukan isolasi mandiri terpusat sehingga bisa menekan jumlah penyebaran Covid-19,” ujarnya.
Sebelumnya, Rumah Oksigen Gotong Royong diinisiasi GoTo Group, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, PT Aneka Gas Industri Tbk (Samator Group), Master Steel, Tripatra Engineers and Constructors, Halodoc beserta Yayasan Anak Bangsa Bisa (YABB) sebagai upaya bahu-membahu dan gotong royong pihak swasta, pemerintah dan mitra strategis menghadapi tantangan pandemi Covid-19.
Rumah Oksigen Gotong Royong terletak di kawasan Pulogadung Jakarta Timur dan memiliki akses oksigen langsung melalui pipanisasi dari Pabrik PT Aneka Gas Industrri Tbk (Samator Group). Operasional ROGR Pulogadung dikelola oleh tenaga kesehatan berpengalaman dari RSDC Wisma Atlet, yang merupakan kolaborasi dari TNI, POLRI, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dan relawan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Rumah Oksigen Gotong Royong Pulogadung telah beroperasi sejak 2 Agustus lalu dan bisa merawat pasien yang memiliki gejala ringan Covid-19, dengan saturasi oksigen sama dengan atau lebih dari 90 persen, dan tidak memiliki komorbid/ memiliki komorbid terkontrol. Pasien yang dirawat di ROGR Pulogadung tidak akan dikenai biaya alias gratis dan mendapatkan makanan bergizi tiga kali sehari.
Lebih dari 30 perusahaan telah memberikan dukungan terhadap Rumah Oksigen Gotong Royong, yaitu Accenture, Adaro, Alfamart, Astra International, Bank Aladin, Bank Jago, Bank Sinar Mas, BIBIT, Djarum Foundation, East Ventures, GIC, Google.org, Harum Energy Group, IDS Medical, Jarvis Asset Management, Kalbe Farma, Kearney, KKR, Lippo Group, Mandiri Sekuritas, Northstar Foundation, Novell Pharmaceutical, PLN, Protelindo Telekomunikasi Indonesia,Provident, PT Triputra Agro Persada Tbk, Relawan Anak Bangsa (RAB), Tanoto Foundation, Telkomsel, dan VISA.