Kamis 02 Sep 2021 05:55 WIB

Cerita Penggali Terowongan Kuno di Bogor, 6 Petugas Sakit

Enam petugas pemelihara dari Dinas PUPR dikabarkan sakit usai melakukan penggalian.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Mas Alamil Huda
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto ketika memeriksa temuan bangunan kuno di bawah saluran air dekat Dipo Stasiun Bogor, Jalan Nyi Raja Permas, Bogor Tengah, Kota Bogor.
Foto: Prokompim Pemkot Bogor
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto ketika memeriksa temuan bangunan kuno di bawah saluran air dekat Dipo Stasiun Bogor, Jalan Nyi Raja Permas, Bogor Tengah, Kota Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Penelusuran terowongan kuno peninggalan Belanda di bawah saluran air dekat Dipo Stasiun Bogor terus berlanjut. Namun, enam petugas pemelihara dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor dikabarkan sakit usai melakukan penggalian.

Salah seorang petugas bernama Roby mengatakan, diperkirakan rekan-rekannya sakit lantaran bekerja dalam kondisi yang tidak sehat. Dia menjelaskan, setiap harinya mereka harus merayap ke dalam gorong-gorong Jalan Nyi Raja Permas, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor sebelum tiba di titik penggalian.

“Sakitnya nggak enak badan kayak merayap itu mungkin. Kondisinya berlumpur, lembab, dan juga pengap karena kurang oksigen,” kata Roby ketika ditemui Republika.co.id usai penggalian, Rabu (1/9).

Dikaitkan dengan hal mistis, dia mengaku tidak merasakan hal tersebut. Roby hanya fokus kepada kondisi gorong-gorong sendiri yang tidak cukup memadai. Sehingga, dia dan rekannya harus bekerja bergantian secara estafet.

Roby menuturkan, tim penggalian tersebut terdiri atas 16 orang yang dibagi menjadi dua tim, masing-masing delapan orang. Hanya saja, untuk melakukan penggalian hanya cukup empat hingga enam orang dalam sekali waktu.

“Sekali masuk empat sampai enam orang, ganti-gantian, nggak pakai oksigen, manual aja. Jadi ada yang gali, megang senter. Pakai head lamp kurang terang, jadi dibantu lampu lagi,” jelasnya.

Di samping itu, dia mengaku baru kali ini melihat kondisi gorong-gorong atau saluran air, yang terdapat temuan terowongan kuno di bawah tanah. Ditambah lagi terdapat temuan bungker di dalam terowongan tersebut.

“Baru kali ini lihat saluran air seperti ini kalau saya pribadi. Tapi kerjanya tetap harus hati-hati sih karena sesekali air buangan pasar suka tiba-tiba datang, jadi kita keluar dulu,” tuturnya.

Sebuah bungker ditemukan pada temuan terowongan kuno, yang berada di bawah saluran air Jalan Nyi Raja Permas, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Sayangnya, penggalian terowongan kuno peninggalan zaman kolonial Belanda tersebut harus dihentikan sementara karena para penggali dilanda sakit.

Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, menyebutkan, terdapat enam orang dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor yang melakukan penggalian di saluran air tersebut. Karena keenam orang itu sakit, penggalian akan dihentikan untuk sementara waktu.

“Ada semacam bungker ternyata. Ini terus digali, tapi enam orang yang gali ini ternyata sakit. Jadi dihentikan dulu, dan kita sedang mencari yang ahlinya,” kata Bima Arya.

Sehingga, lanjut dia, ke depannya Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akan bekerja sama dengan pihak profesional, yang biasa menggali terowongan. Sehingga penggalian bisa dilanjutkan kembali dengan ahlinya.

“Saya minta bekerj asama dengan yang profesional, yang biasa menggali terowongan atau goa gitu. Kita akan gali lagi bukan penggali biasa,” ucapnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement