REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Masjid Raja Salman, masjid terbesar di negara kepulauan Samudra Hindia, Maladewa akan dibuka di ibu kota Male dalam waktu dekat. Masjid tersebut mulai dibangun pada awal 2018.
Dilansir dari Saudi Gazette, Kamis (2/9), delegasi Arab Saudi yang dipimpin Penjabat Wakil Menteri Urusan Islam, Panggilan, dan Bimbingan Sheikh Awad Al-Enezi, pada Senin (1/9) bertemu dengan para pejabat Maladewa. Pertemuan tersebut fokus membicaraan pengaturan akhir untuk membuka Masjid Raja Salman, yang dikabarkan akan mampu menampung hingga 10 ribu jamaah.
Penjaga Dua Masjid Suci, Raja Salman telah menyumbangkan 25 juta dolar AS untuk pembangunan masjid enam lantai itu. Enam lantai ini terdiri atas ruang serbaguna, perpustakaan internasional, pusat pengajaran Alquran, ruang belajar, dan ruang konferensi.
Rencana pembangunan masjid megah ini telah diumumkan pada 2016 dan dimulai pada awal 2018. Kepala Staf Kantor Kepresidenan Maladewa Uz Ali Zahir menyuarakan kebanggaan pemerintah negaranya dan rakyatnya dalam hubungan istimewa dengan Arab Saudi. Ia juga memuji posisi historis yang ditawarkan Arab Saudi kepada rakyat Maladewa.
Dalam pertemuan di Malé dengan Al-Enezi, Zahir menekankan pembangunan masjid di ibu kota adalah ikon unik arsitektur dan gaya urban, dan merupakan salah satu tanda kebaikan yang ditawarkan Arab Saudi kepada Maladewa. Masjid tersebut akan menjadi simbol hubungan historis antara kedua negara. Diskusi dalam pertemuan itu juga membahas tindakan panitia koordinasi untuk mengatur peresmian Masjid Penjaga Dua Masjid Suci.