Kamis 02 Sep 2021 06:51 WIB

Intelijen Inggris Gagal Prediksi Jatuhnya Kabul ke Taliban

Intelijen Inggris gagal menilai kapasitas Taliban mampu merebut Kabul dengan cepat

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab
Foto: EPA-EFE/INDONESIAN MINISTRY OF FOREIGN AFFAIR
Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengatakan dinas intelijen negaranya tak menduga ibu kota Afghanistan, Kabul, akan jatuh ke tangan Taliban tahun ini. Kendati demikian, dia menyebut Inggris tetap melakukan perencanaan kontingensi.

Dalam sesi darurat komite urusan luar negeri parlemen untuk membahas krisis Afghanistan, Raab mengatakan dinas intelijen Inggris telah menilai bahwa Taliban hanya akan mengkonsolidasikan kendalinya atas Afghanistan dalam beberapa bulan setelah negara-negara barat mengevakuasi pasukan mereka. “Proposisi utamanya adalah, mengingat penarikan pasukan pada akhir Agustus, Anda akan melihat kemunduran yang stabil sejak saat itu, dan kecil kemungkinan Kabul akan jatuh tahun ini,” kata Raab kepada komite anggota parlemen, Rabu (1/9), dikutip Anadolu Agency.

Baca Juga

Kendati demikian, Raab menekankan, hal itu bukan berarti Pemerintah Inggris tak melakukan perencanaan kontingensi atau game out atau menguji proposisi lainnya. “Dan untuk memperjelas, itu adalah sesuatu yang dibagikan secara luas di antara sekutu NATO,” ucapnya. 

Dia menjelaskan, meski niat Taliban untuk merebut kendali atas Afghanistan sudah jelas, Barat keliru menilai kapasitasnya mampu melakukannya secepat itu. Menurut Raab, ada pelajaran yang dapat dipetik dari apa yang telah terjadi.

Baca juga : OJK Terbitkan Aturan Baru Penyelenggara Layanan Urun Dana

Raab mengungkapkan, dia akan melakukan perjalanan ke Timur Tengah, termasuk berkunjung ke Afghanistan, untuk membahas krisis Afghanistan. Kantor Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan, perwakilan khusus Inggris untuk transisi Afghanistan, Simon Gass, telah bertolak ke Doha, Qatar.

Di sana Gass bertemu perwakilan Taliban. Mereka membahas tentang proses evakuasi yang aman bagi warga Inggris yang masih berada di Afghanistan. Inggris pun ingin memboyong warga Afghanistan yang telah bekerja untuknya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement