Kamis 02 Sep 2021 07:02 WIB

Israel: Konsulat AS untuk Palestina Kacaukan Pemerintahan

Israel menganggap seluruh Yerusalem sebagai ibu kota yang tidak terbagi

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Bendera Israel dan Amerika Serikat diproyeksikan di dinding kota tua Yerusalem, Rabu (6/12).
Foto: AP Photo/Sebastian Scheine
Bendera Israel dan Amerika Serikat diproyeksikan di dinding kota tua Yerusalem, Rabu (6/12).

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel mengatakan, rencana Amerika Serikat (AS) untuk membuka kembali kantor konsulat di Yerusalem adalah ide yang buruk. Rencana tersebut dapat mengacaukan pemerintahan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett.

"Kami pikir itu ide yang buruk. Yerusalem adalah ibu kota berdaulat Israel dan Israel saja, dan oleh karena itu, kami pikir itu bukan ide yang bagus," kata Menteri Luar Negeri Yair Lapid, dilansir Aljazirah, Kamis (2/9).

Baca Juga

Israel menganggap seluruh Yerusalem sebagai ibu kota yang tidak terbagi, meskipun tidak diakui oleh dunia internasional. Israel merebut Yerusalem timur, bersama dengan Tepi Barat dan Gaza, dalam perang Timur Tengah 1967. Sejak saat itu, mereka menduduki wilayah tersebut.

Bennett, yang merupakan seorang nasionalis, menentang pembentukan negara Palestina. Lapid mengatakan, pembukaan kembali konsulat AS di Yerusalem dapat meresahkan pemerintah Bennett.

"Kami memiliki struktur pemerintah kami yang menarik namun rapuh, dan kami pikir ini mungkin membuat pemerintah ini tidak stabil dan saya tidak berpikir pemerintah Amerika menginginkan ini terjadi,” kata Lapid.

Lapid mengatakan, perpecahan di antara warga Palestina juga menimbulkan keraguan tentang prospek diplomasi. “Saya sangat percaya pada solusi dua negara, tetapi kita harus mengakui fakta bahwa ini tidak layak dalam situasi saat ini," ujarnya.

Pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengisyaratkan dukungan untuk klaim Israel atas Yerusalem sebagai ibu kotanya. Trump memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem dan menutup konsulat, yang secara tradisional menjadi basis penjangkauan diplomatik ke Palestina.

Langkah pemerintahan Trump itu membuat marah para pemimpin Palestina, yang menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan. Presiden AS Joe Biden telah berjanji untuk memulihkan hubungan AS dengan Palestina dan mendukung solusi dua negara. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement