Kamis 02 Sep 2021 09:41 WIB

Film Ini Timbulkan Ledakan Jumlah Turis ke Lokasi Syuting

Terkadang, kedatangan turis dalam jumlah sangat besar menimbulkan masalah.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Qommarria Rostanti
Lord of the Rings menjadi salah satu film yang menimbulkan ledakan pariwisata.
Foto: New Line Cinema.
Lord of the Rings menjadi salah satu film yang menimbulkan ledakan pariwisata.

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Beberapa film Hollywood membuat ledakan pariwisata besar-besaran terhadap negara yang menjadi lokasi syuting. Bukan hanya pemasukan bagi negara yang dikunjungi, sayangnya, kedatangan turis terkadang membawa masalah.

Pada 1996, film aksi sejarah Mel Gibson, Braveheart, menyebabkan peningkatan 300 persen pengunjung ke National Wallace Monument di Skotlandia. Demikian pula, waralaba film Harry Potter menyebabkan pariwisata meningkat setidaknya 50 persen ke setiap lokasi di Inggris, tempat film-film tersebut difilmkan. Data itu berdasarkan artikel di Journal of Travel Research pada 2006.

Wisata film seperti yang dikenal, dapat meningkatkan ekonomi lokal dan mengisi kesenjangan yang disebabkan jeda pariwisata musiman. Namun, sering kali ada sisi negatifnya. 

Berikut daftar film yang membuat ledakan pariwsata dan menimbulkan sisi negatif, seperti dilansir di laman Cnbc, Kamis (2/9):

1. The Godfather

photo
Salah satuadegan di film The Godfather. - (Paramount Pictures.)

 

Dianggap sebagai salah satu film terhebat sepanjang masa, The Godfather menciptakan serangkaian masalah unik di tempat-tempat yang ditampilkan dalam film. Bagian dari film tersebut berlatar di desa Sisilia di Corleone, di mana karakter bos mafia Vito Corleone (dipernakan Marlon Brando) lahir dan besar sebelum berimigrasi ke New York City.

Aktris Maria D Rapicavoli, yang mempelajari tempat yang disebut Corleone ini, mengatakan, banyak turis pergi mencari suasana The Godfather, tetapi kecewa ketika  tidak bertemu mafioso.

“Tidak yakin apa yang mereka cari, mungkin untuk pria yang memegang senjata di jalan atau, wanita yang mengenakan pakaian hitam,” kata Rapicavoli dilansir CNBC, Kamis (2/9).

Baca juga : Persenjataan AS Dipamerkan Taliban Dalam Parade di Kandahar

Rapicavoli melihat lagi pengalamannya di sana dalam sebuah pameran berjudul “If You Saw What I Saw”. Dia menulis bahwa Corleone adalah tempat di mana turis menuntut seolah-olah kota adalah set film permanen. Dia menceritakan, orang-orang yang dia temui, misalnya seorang turis Polandia yang mencari desa The Godfather. Ada juga warga Kanada yang menyenangi suasana mafia nyata, dan juga pemandu wisata yang memberikan informasi tentang mafia Italia. Ironisnya, film itu bahkan tidak dibuat di Corleone, tetapi di desa Sisilia, Savoca dan Forza d’Agro

Popularitas film The Godfather, Goodfellas, dan The Untouchables, juga menimbulkan masalah di Amerika Serikat (AS). Beberapa orang berpendapat bahwa film-film itu secara tidak adil membuat stereotip orang Italia-Amerika sebagai penjahat yang kejam dan misoginis bagi jutaan pemirsa yang menontonnya.

2. La Dolce Vita

photo
Film La Dolce Vita. - (Riama Film)

 

Ini merupakan karya sutradara film Italia terkenal, Federico Fellini. Pada 1960, turis yang terinspirasi telah meniru adegan film yang paling berkesan dengan memanjat ke Trevi Fountain di Roma. 

Sampai hari ini, sekitar 60 tahun kemudian, otoritas Italia terus bergulat dengan penggemar yang terlalu bersemangat, beberapa di antaranya dengan bangga mengenakan gaun dan stola bulu saat mengarungi air mancur.

Insiden lain lebih kacau. Turis tertangkap sedang berenang dan bermain-main, terkadang tanpa pakaian. Yang lain telah mencoba memanjat patung atau mengukir nama mereka, yang  membahayakan arsitektur.

Pihak berwenang Roma telah mulai menindak pelanggar dan menaikkan denda hingga 450 euro (sekitar Rp 7,5 juta) untuk perilaku tidak tertib di sekitar air mancur. Pada 2020, sebuah rencana membangun penghalang baja dan kaca setinggi satu meter di sekeliling air mancur telah disetujui Dewan Kota Roma, tetapi mendapat kritik keras dari para ahli warisan yang khawatir merusak pemandangan.

3. The Lord of the Rings

photo
Salah satu adegan di film Lord of the Rings: Return of the Kings. - (New Line Cinema.)

 

Selandia Baru juga telah mengalami ledakan besar dalam pariwisata berkat film trilogi The Lord of the Rings dan The Hobbit. Apa yang disebut sebagai pariwisata Tolkien? 

Para pelancong mencari lokasi pembuatan film, seperti Matamata, yang berfungsi sebagai Shire, dan cagar alam di Queenstown, tempat karakter Boromir menemui ajal sebelum waktunya.  

Menurut otoritas pariwisata negara Tourism New Zealand, satu dari tiga pengunjung ke Selandia Baru mengunjungi setidaknya satu set film pada 2019. Pada tahun yang sama, lebih dari satu dari 10 orang pergi ke Hobbiton, yang memberikan tur berpemandu ke rumah-rumah Hobbit.

Film adalah alasan sekitar 10 persen dari semua pengunjung ke Selandia Baru pada 2019, secara serius mempertimbangkan perjalanan ke sana. Para pelancong itu menambahkan sekitar 630 juta dolar Selandia Baru (sekitar Rp 6,3 triliun) ke ekonomi negara itu pada 2019 saja.

Baca juga : Bau Mulut, Gusi Berdarah Jadi Tanda Awal Penyakit Mematikan

Sebuah survei dewan pariwisata setempatmenunjukkan hampir satu dari lima Kiwi (julukan penduduk Selandia Baru) khawatir bahwa negara itu menarik terlalu banyak turis. Kepadatan di tempat-tempat wisata, kurangnya infrastruktur, kemacetan jalan, dan kerusakan lingkungan menciptakan ketegangan antara penduduk setempat dan pengunjung.

4. The Beach

photo
Film The Beach. - (20th Century Fox)

 

Dipopulerkan oleh drama petualangan Leonardo DiCaprio, The Beach, Maya Bay di Pulau Phi Phi Leh Thailand ditutup untuk pengunjung pada 2018, setelah lonjakan wisatawan merusak lingkungan pulau. Setelah film tersebut dirilis pada 2000, teluk yang dulunya sepi menjadi tujuan wisata sehari yang populer bagi wisatawan yang datang dari Phuket dan Krabi. 

Turis, yang dikatakan berjumlah hingga 5.000 per hari, melakukan perjalanan dengan perahu ke daerah itu, meninggalkan sampah, dan polusi yang merusak satwa liar dan karang setempat. Sekitar tiga tahun kemudian, Maya Bay tetap ditutup. Beberapa pengunjung telah diizinkan mengunjungi pulau itu sebagai bagian dari tes pembukaan kembali.

Wisata film tidak selalu berubah masam. Perilisan Star Wars: The Force Awakens (2015) dan Star Wars: The Last Jedi (2017) menyebabkan peningkatan minat yang signifikan terhadap Skellig Michael dari Irlandia, sebuah pulau yang ditampilkan dalam kedua film tersebut. Menurut Kantor Pekerjaan Umum Irlandia, yang mengawasi situs tersebut, mengatakan hampir 17 ribu orang mengunjungi pulau itu pada 2018. Jumlah itu meningkat dari 11.100 pengunjung, yang mengunjungi satu dekade sebelumnya.

Bertentangan dengan laporan media, UNESCO tidak menganggap kenaikan turis sebagai ancaman bagi situs tersebut. Direktur Pusat Warisan Dunia UNESCO, Mechtild Rossler mengatakan UNESCO menghubungi Irlandia tentang peningkatan pariwisata di Skellig Michael setelah rilis film Star Wars.

“Irlandia memberi tahu Pusat Warisan Dunia bahwa telah terjadi peningkatan pengunjung ke daerah di daratan, yang bagaimanapun tidak tercermin dalam jumlah yang mengunjungi pulau itu sendiri,” ujar Rossler.

Skellig Michael buka dari Mei hingga September, tetapi turis dibatasi 180 setiap hari. Seorang perwakilan dari Kantor Pekerjaan Umum Irlandia mengatakan batas itu diberlakukan pada 1994, dan disahkan UNESCO pada 1995. Kapal wisata ke pulau itu juga terbatas dan memerlukan izin khusus untuk beroperasi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement