Kamis 02 Sep 2021 10:58 WIB

Vaksin Moderna di Jepang Terkontaminasi Partikel Baja

Jepang menangguhkan penggunaan 1,63 juta vaksin Moderna, sejak ada kasus kontaminasi

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Petugas menyiapkan vaksin Moderna, ilustrasi
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Petugas menyiapkan vaksin Moderna, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Moderna mengatakan, beberapa batch vaksin Covid-19 yang dikirim ke Jepang terkontaminasi dengan partikel baja tahan karat. Namun perusahaan berharap, kontaminasi tidak menimbulkan risiko terhadap keselamatan pasien.

Kementerian Kesehatan Jepang pada  Rabu (1/9) mengatakan, berdasarkan informasi dari penyelidikan perusahaan, mereka tidak percaya partikel baja tahan karat menimbulkan risiko kesehatan tambahan.

Baca Juga

Perusahaan biotek AS dan mitra Jepangnya, Takeda Pharmaceutical mengatakan, mereka bekerja dengan pihak berwenang Jepang untuk menarik tiga batch vaksin Covid-19, setelah penyelidikan menemukan kontaminasi baja tahan karat dalam sejumlah vial vaksin. Pihak berwenang Jepang menangguhkan penggunaan 1,63 juta vaksin Moderna, sejak ditemukan kasus kontaminasi.

Moderna mengatakan, kontaminasi mungkin terjadi selama produksi. Kemungkinan penyebab kontaminasi terkait gesekan antara dua potong logam di mesin yang memasang sumbat pada botol. Moderna mengatakan, bahan logam mesin tersebut dipastikan stainless steel.

Moderna melakukan penyelidikan dengan Takeda Pharmaceutical, dan pabrik Rovi di Spanyol. Pabrik di Spanyol tersebut memproduksi vaksin Moderna yang terkena kontaminasi di Jepang.

Baca juga : Kasus Covid Turun, Epidemiolog Ungkap Titik Rawan Penularan

"Stainless steel secara rutin digunakan pada katup jantung, penggantian sendi dan jahitan logam dan staples. Dengan demikian, tidak diharapkan bahwa injeksi partikel yang diidentifikasi di Jepang akan mengakibatkan peningkatan risiko medis,” kata Takeda dan Moderna dalam sebuah pernyataan bersama, dilansir Aljazirah, Kamis (2/9).

Jepang menghentikan vaksinasi dengan vaksin Moderna, setelah ditemukan kontaminasi bahan asing dalam 39 vial. Semua vial berasal dari satu lot, tetapi dua lot lainnya dari lini produksi Rovi juga ditangguhkan sebagai tindakan pencegahan. Rovi telah sepenuhnya memeriksa fasilitas manufaktur dan menerapkan prosedur baru untuk menghindari masalah serupa di masa depan.

Penggunaan vaksin Moderna dari batch yang berbeda juga dihentikan sementara di tiga wilayah di Jepang pada pekan ini. Dalam beberapa kasus, zat asing ditemukan dalam botol yang tidak digunakan. Sementara, kontaminasi lainnya berasal dari jarum suntik dimasukkan secara tidak benar ke dalam vial, sehingga menyebabkan masuknya potongan-potongan sumbat karet botol.

Masalah kontaminasi menjadi sorotan, setelah Kementerian Kesehatan mengatakan, dua pria berusia 38 dan 30 tahun, meninggal pada Agustus lalu. Mereka meninggal beberapa hari setelah menerima vaksin Moderna dosia kedua.  Masing-masing telah menerima dosis dari salah satu lot yang ditangguhkan.

Penyebab kematian kedua pria tersebut masih diselidiki.Moderna dan Takeda mengatakan dalam pernyataan bersama bahwa tidak ada bukti kematian disebabkan oleh vaksin. "Hubungan saat ini dianggap kebetulan," kata.

Sekitar 500 ribu orang telah menerima suntikan dari tiga slot vaksin Moderna yang ditangguhkan. Moderna mengatakan, tidak dapat memastikan berapa banyak dosis yang didistribusikan dari batch yang terkena kontaminasi tersebut. 

Baca juga : Covid Turun, Pemkot Semarang Mulai Tutup Tempat Isoter

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement