Kamis 02 Sep 2021 12:01 WIB

Airlangga: Inflasi Terkendali di Tengah Kebijakan PPKM

Tanda perbaikan pandemi Covid-19 mengangkat ekspektasi perusahaan manufaktur.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Agus raharjo
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, inflasi tetap terkendali ditengah berlanjutnya pembatasan aktivitas masyarakat pada Agustus 2021. Pada bulan lalu tingkat inflasi sebesar 0,03 persen month to month (mtm) atau 1,59 persen year on year (yoy).

Inflasi itu utamanya disumbang komponen inflasi inti dengan andil sebesar 0,14 persen. Perkembangan inflasi inti menunjukkan peningkatan jika dibandingkan Juli 2021 yang sebesar 0,07 persen mtm menjadi sebesar 0,21 persen mtm pada Agustus 2021.

Peningkatan inflasi inti terutama didorong dari kelompok pendidikan yang mengalami inflasi sebesar 1,20 persen mtm, sejalan dengan momentum dimulainya tahun ajaran baru 2021/2022. “Inflasi inti yang masih tetap meningkat pada Agustus 2021 merupakan suatu hal positif. Meskipun ini tetap perlu menjadi perhatian, melihat permintaan domestik yang belum kuat sepenuhnya," ujar Airlangga melalui keterangan resmi, Kamis (2/9).

Komponen Harga Diatur Pemerintah (Administered Prices/AP) mengalami inflasi sebesar 0,02 persen mtm atau 0,65 persen yoy. Hanya saja, hal itu tidak memberikan andil terhadap inflasi Agustus. Andil inflasi rokok kretek sebesar 0,01 persen telah di-offset oleh deflasi tarif angkutan udara dengan andil sebesar minus 0,01 persen, dikarenakan pembatasan aktivitas masyarakat.

Sementara, komponen Harga Bergejolak atau Volatile Food (VF) mengalami deflasi sebesar minus 0,64 persen mtm dan 3,80 persen yoy. Komoditas yang mengalami penurunan harga dan memberikan andil deflasi yakni cabai rawit (-0,05 persen), daging ayam ras dan cabai merah (andil masing-masing sebesar -0,04 persen), bayam, buncis, kacang panjang, kangkung, dan sawi hijau (andil masing-masing sebesar -0,01 persen).

Baca juga : BRI Catat Transaksi Layanan Digital Meningkat 15 Persen

Sedangkan komoditas VF yang masih mengalami kenaikan harga dan menyumbang inflasi yakni minyak goreng (0,02 persen), tomat, ikan segar, dan pepaya (andil masing-masing sebesar 0,01 persen). “Realisasi inflasi VF secara tahunan masih sesuai dengan target yang telah disepakati pada High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Pusat pada 11 Februari 2021 lalu, yakni sebesar 3 persen sampai 5 persen yoy," ujarnya.

Ke depan, kata Airlangga, pasokan yang memadai dan kelancaran distribusi di tengah pembatasan aktivitas masyarakat akan terus dijaga melalui sinergi erat antara pemerintah pusat dan daerah, Bank Indonesia serta seluruh stakeholders guna mendukung pencapaian inflasi 2021. Ia menambahkan, inflasi yang terkendali juga dibarengi dengan permintaan yang mulai meningkat, tercermin dari Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Agustus yang turut meningkat.

PMI Manufaktur Indonesia pada Agustus 2021 berada pada level 43,7. Level tersebut menunjukkan adanya kenaikan performa sektor manufaktur dari bulan sebelumnya yang berada pada level 40,1.

Level PMI Indonesia juga lebih baik dibandingkan beberapa negara di ASEAN, seperti Myanmar (36,5), Vietnam (40,2), dan Malaysia (43,4). "Level PMI Indonesia yang membaik menunjukkan adanya potensi peningkatan permintaan yang diiringi dengan naiknya kapasitas output dan penyerapan tenaga kerja," tutur Airlangga.

Membaiknya level PMI Agustus 2021 sejalan dengan meningkatnya efektivitas PPKM atau situasi Covid-19 terus menunjukkan tanda perbaikan. "Kondisi ini mengangkat ekspektasi perusahaan manufaktur tentang perkiraan produksi dalam 12 bulan ke depan mampu mencapai level optimis," kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement