Kamis 02 Sep 2021 14:39 WIB

Warga NTT Diminta Waspada Cuaca Ekstrem Saat Pancaroba

Cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang.

Red: Ani Nursalikah
Warga NTT Diminta Waspada Cuaca Ekstrem Saat Pancaroba. Satu unit kapal perintis milik PT Pelni yang tak beroperasi berada di selat Semau, Kupang, NTT, Senin (16/8/2021). Pemerintah NTT melarang sementara seluruh kapal perintis milik Pelni untuk beroperasi di NTT karena meningkatnya kasus COVID-19 di provinsi tersebut dalam beberapa bulan terakhir.
Foto: Antara/Kornelis Kaha
Warga NTT Diminta Waspada Cuaca Ekstrem Saat Pancaroba. Satu unit kapal perintis milik PT Pelni yang tak beroperasi berada di selat Semau, Kupang, NTT, Senin (16/8/2021). Pemerintah NTT melarang sementara seluruh kapal perintis milik Pelni untuk beroperasi di NTT karena meningkatnya kasus COVID-19 di provinsi tersebut dalam beberapa bulan terakhir.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Rahmattulloh Adji mengimbau warga Nusa Tenggara Timur mewaspadai dampak cuaca ekstrem yang terjadi di masa pancaroba atau peralihan dari kemarau ke musim hujan.

"Perlu diwaspadai dampak cuaca ekstrem seperti hujan lebat, hujan es, atau hujan disertai kilat dan petir atau angin puting beliung yang biasa terjadi di masa-masa awal peralihan musim atau pancaroba," kata Rahmattulloh dalam rilis prakiraan musim hujan 2021/2022 di NTT yang digelar secara virtual, Kamis (2/9).

Baca Juga

Ia menjelaskan dari total 23 zona musim (zom) di NTT, sebanyak 4,3 persen zom mengalami awal musim hujan pada Oktober 2021. Selain itu, 65,3 persen zom mengalami musim hujan pada November dan 30,4 persen zom pada Desember.

"Jadi masa memasuki musim hujan di wilayah NTT tidak sama semuanya seperti pada tahun-tahun sebelumnya," katanya.