REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPRD DKI Jakarta Komisi A, Israyani, menyoroti banyaknya kasus kebakaran di Jakarta Pusat (Jakpus). Dengan adanya 127 kasus di Jakpus hingga Agustus ini, kata dia, pihaknya sudah mulai meminta Pemerintah Provinsi melalui Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) untuk lebih banyak melakukan sosialisasi pencegahan.
"Karena ini kan masa panas, jadi kami sudah warning. Selain itu, kami juga meminta penambahan anggaran untuk sosialisasi dan pencegahan lainnya," ujar Israyani, Kamis (2/9).
Meski di masa pandemi ini kondisi perekonomian sedang terpuruk, lanjutnya, penting untuk fokus pada banyaknya kasus kebakaran. Mengingat kerugian untuk kasus Jakarta Pusat saja, dinilainya sangat besar, mencapai Rp 26,3 miliar. "Sudah ada koordinasi dengan dinas terkait, langsung melakukan pengawasan juga siaga dini," katanya.
Selama melakukan tugas, Gulkarmat, dinilainya memang masif dalam melakukan sosialisasi. Namun demikian, dia meminta agar sosialisasi pencegahan dan bentuk lainnya bisa ditingkatkan.
Berdasarkan laporan yang diterimanya, asal mula kebakaran karena banyaknya konsleting listrik. "Masyarakat kurang sadar akan itu. Sehingga (kebakaran) cepat menyebar," ungkap dia.
Berdasarkan data terbaru dari Pemerintah Kota Jakarta Pusat, peristiwa kebakaran dari Januari hingga Agustus 2020 mencapai 127 kasus. Khusus kerugian, ditaksir mencapai Rp 26,31 miliar.