REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyatakan, terselenggaranya PON XX Papua 2021 akan menggerakkan ekonomi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Papua. Meski masih di tengah pandemi, ia yakin bisa memberikan dampak baik.
Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop), kata dia, telah memberikan berbagai dukungan, di antaranya melalui program Smesco Hub Timur. "Kemenkop mengonsolidasi inisiatif terkait logistik serta Center of Excellence Smesco bagi kawasan Timur Indonesia yang dijalankan oleh Smesco Indonesia, sedangkan LPDB-KUMKM memberikan dana bergulir (permodalan) untuk koperasi. Ada juga pelatihan serta pendampingan yang telah menjangkau 1.740 pelaku UMKM di Papua dan Papua Barat,” ujar Teten dalam webinar PON Gerakan UMKM dan Wisata Papua, Kamis (2/9).
Sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 2021 Bab VII Pasal 135, lanjutnya, pengembangan inkubasi terpadu mengharuskan Pemerintah Daerah membentuk dan mengembangkan minimal satu inkubator di level Provinsi dan satu di Kota/Kabupaten. Maka rencananya, mulai 2022 pelaksanaan pengembangan inkubator terpadu ini sudah bisa mulai diselenggarakan di Papua.
Kementerian, sambungnya, menyiapkan program bagi Papua berupa transformasi informal ke formal dengan target 200 usaha mikro, display dan penjualan Produk UKM unggulan Provinsi Papua dan Papua Barat di Paviliun Provinsi SMESCO, Smesco Noken Movement, lalu mengampanyekan dan mendorong produk Provinsi Papua juga Papua Barat bisa dijual di department store. Ia menambahkan, Kemenkop akan mendorong digitalisasi pedagang pasar di Papua dan Papua Barat bekerja sama dengan berbagai pihak.
"Misalnya Kemenkop bisa membantu mengkurasi produk-produk UMKM yang akan dipasarkan di platform digital dan juga display bandara-bandara," tutur Teten. Ia menegaskan, kondisi UMKM dan Koperasi di Papua saat ini sesuai data BPS, tercatat jumlah UMK 148.647 usaha dan jumlah UMB 2.823 usaha.
Sementara jumlah UMK dan UMB di 4 kluster dengan angka Kota Jayapura yakni UMK 28.355 dan UMB 1.097. Lalu di KabupatenJayapura UMK 10.518 dan UMB 182; Kabupaten Merauke UMK 14.076 dan UMB 342. Kemudian di Kabupaten Mimika UMK 12.842 dan UMB 336.
Teten menyebutkan, koperasi bersertifikat Nomor Induk Koperasi (NIK) masih rendah di Papua yakni baru 2,7 persen dan di Papua Barat sebesar 6,64 persen. “Proporsi penyaluran kredit oleh bank rendah di bawah Rp 15 triliun per tahun atau 1,4 persen dari total penyaluran kredit nasional sesuai RPJMD Papua 2019 sampai 2023. Sebagian besar belum go digital. Sebagian besar pelaku UMKM adalah mama-mama,” katanya.
Ia menilai, Papua memiliki potensi anak muda kreatif berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif yang mengombinasikan narasi kearifan budaya dan tradisi dengan teknologi. Sudah ada beberapa jejaring komunitas kreatif seperti Numbay Kreatif (JKON) di Jayapura yang baru saja menyelenggarakan Konferensi Orang Kreatif (KO-OKE).