Kamis 02 Sep 2021 20:41 WIB

'Herd Immunity Harus Bisa Bertahan, tak Hanya Cepat'

Perlu ada perubahan paradigma dalam melihat vaksinasi.

Herd immunity (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Nova Wahyudi
Herd immunity (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti dari Center for Indonesian Policy Study (CIPS) menyarankan agar vaksinasi dilakukan secara berkelanjutan dan tidak berhenti setelah mencapai target untuk mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok. Peneliti CIPS Andree Surianta mengatakan hal itu dikarenakan terdapat perbedaan kecepatan vaksinasi di tiap daerah dan ada dampak pelemahan antibodi terhadap Covid-19 yang diciptakan dari vaksinasi atau infeksi alami setelah beberapa bulan.

"Perlu ada perubahan paradigma dalam melihat vaksinasi. Bukan hanya cepat, tapi jadi strategi bertahan. Herd immunity sekarang polanya dicapai dengan cepat, berlomba, tapi ternyata kekebalan bisa hilang, bukan hanya cepat, tapi harus bertahan," kata Andree, Kamis (2/9).

Andree mencontohkan kecepatan vaksinasi Covid-19 yang dilakukan seperti di DKI Jakarta yang sudah lebih dari 100 persen, sementara di Provinsi Lampung baru 12 persen dalam waktu yang sama. Suatu ketika Provinsi Lampung mencapai target vaksinasi 100 persen, penduduk DKI yang sudah divaksinasi telah mengalami penurunan antibodi terhadap Covid-19 sehingga tidak tercapai kekebalan kelompok.

Menurut dia, salah satu cara untuk mencapai kekebalan kelompok ialah dengan melakukan vaksinasi secara terus menerus dan berkelanjutan agar tingkat kekebalan tubuh terhadap Covid-19 pada level yang sama. Andree mengapresiasi langkah pemerintah yang memberikan vaksin booster kepada tenaga kesehatan karena kalangan petugas medis merupakan kelompok yang pertama divaksinasi dan antibodinya mengalami pelemahan.

Dia mengilustrasikan vaksinasi secara berkelanjutan seperti mengisi ember yang bocor dengan air. Walaupun kekebalan mengalami pelemahan dari waktu ke waktu, namun bisa kembali meningkat ketika dilakukan vaksinasi secara berkala.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement