Jumat 03 Sep 2021 00:10 WIB

7 Masalah Kesehatan Mental Bagi Generasi Sandwich

Generasi 'sandwich' juga akrab dikenal sebagai 'caregiver'.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Generasi 'sandwich' juga akrab dikenal sebagai caregiver.
Foto: stocksnap.io/free photo
Generasi 'sandwich' juga akrab dikenal sebagai caregiver.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Generasi sandwich merupakan istilah untuk sekelompok individu yang memikul peran untuk merawat orang tua yang telah lanjut usia dan juga merawat anak yang masih bergantung kepada mereka. Kelompok ini cenderung lebih rentan untuk mengalami masalah kesehatan mental.

Istilah generasi sandwich pertama kali diperkenalkan oleh dua pekerja sosial bernama Dorothy Miller dan Elaine Broody pada 1981. Istilah tersebut mereka gunakan untuk menggambarkan caregiver atau pelaku rawat yang terjepit di antara dua generasi.

Baca Juga

Individu dalam generasi sandwich umumnya dituntut untuk bisa memberikan dukungan fisik, mental-emosional, hingga finansial kepada anak dan juga orang tua mereka yang telah lanjut usia. Generasi sandwich umumnya didominasi oleh laki-laki atau perempuan berusia 30 tahun ke atas yang sudah menikah dan bekerja.

Dalam keseharian, para generasi sandwich harus menanggung beban dan bertanggung jawab dalam memberikan perawatan dan layanan kepada anak dan orang tua mereka. Layanan ini bisa berupa transportasi, pengaturan makan, perawatan kesehatan, hingga urusan rumah tangga lainnya.

Sebuah survei pernah dilakukan di Amerika Serikat pada 2007 dengan melibatkan generasi sandwich berusia 35-54 tahun. Survei tersebut menunjukkan bahwa para generasi sandwich tampak mengalami tingkat stres yang lebih tinggi karena dituntut untuk menyeimbangkan peran dalam merawat anak sekaligus orang tua mereka. Sebanyak hampir 40 persen perempuan generasi sandwich juga tampak mengalami tingkat stres yang ekstrim.

Stres yang dialami oleh para generasi sandwich ini bisa memberikan dampak yang lebih luas. Menurut studi, stres tersebut tak hanya mempengaruhi relasi personal terhadap pasangan, anak, dan keluarga, tetapi juga mempengaruhi kesejahteraan diri para generasi sandwich.

"Generasi sandwich yang menjadi pelaku rawat bagi dua generasi ini lebih rentan mengalami berbagai masalah kesehatan mental," jelas dokter spesialis kedokteran jiwa dari RS Pondok Indah - Pondok Indah dr Zulvia Oktanida Syarif SpKJ, dalam surel yang diterima republika.co.id, Kamis (2/9).

Setidaknya ada tujuh masalah kesehatan mental yang cukup umum dialami oleh generasi sandwich. Sebagian di antaranya adalah burnout atau kelelahan fisik dan mental, gangguan tidur seperti banyak tidur atau kurang tidur, dan perasaan bersalah. Ada pula perasaan khawatir terus-menerus, hilang minat terhadap aktivitas yang sebelumnya disenangi, ansietas atau kecemasan, dan depresi.

"Pada akhirnya, kondisi mental tersebut juga bisa memengaruhi kesehatan fisik," ungkap dr Zulvia.

Sebagian dampak dari kesehatan mental terhadap kesehatan fisik adalah membuat kadar hormon stres menjadi lebih tinggi, lebih sering izin sakit dari pekerjaan kantor karena terinfeksi penyakit menular, dan respons imunitas yang lebih rendah terhadap influenza.

Dampak lainnya pada kesehatan fisik adalah penyembuhan luka yang lebih lambat dan tingkat obesitas yang lebih tinggi. Selain itu, risiko penurunan kesehatan mental juga menjadi lebih tinggi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement