REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mengajak masyarakat seharian mengkonsumsi pengganti beras yang bahan bakunya dari umbi-umbian dengan memiliki kandungan gizi yang tinggi.
"Kita berharap warga tidak hanya ketergantungan konsumsi sama beras saja, " kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lebak Abdul Rohim di Lebak, Kamis (2/9).
Masyarakat Kabupaten Lebak hingga kini masih mengkonsumsi ketergantungan pada beras, sehingga perlu dilakukan diversifikasi pangan. Diversifikasi pangan dapat memanfaatkan umbi-umbian, seperti talas, singkong, ubi jalar, gandung, ganyong, jagung, sukun sebagai pengganti beras.
Potensi makanan umbi-umbian di daerah ini melimpah, namun masyarakat belum mampu mengelola keragaman pangan. Kebanyakan warga setempat mengelola makanan umbi-umbian itu direbus atau digoreng sehingga tidak memiliki mutu dan kualitas rasa.
Padahal, kata dia, jika dikelola umbi-umbian diproduksi bolu, lapis, roti, keripik yang memiliki rasa enak, lezat juga banyak kandungan gizi. Bahkan, makanan ganyong saja memiliki kadar protein yang cukup tinggi dibandingkan beras.
"Kami yakin warga bisa mengganti makanan pokok dari beras ke umbi-umbian," katanya menjelaskan.
Menurut dia, pemerintah daerah berdasarkan imbauan Bupati Lebak bahwa masyarakat jangan sampai menggantungkan bahan makanan pokok pada beras saja. Sebab, produksi beras kedepan bisa menurun dengan maraknya berbagai pembangunan.Untuk itu, pihaknya meminta masyarakat agar mengurangi konsumsi makanan pokok beras.
Selain itu juga orang tua dapat mengajarkan kepada anak-anaknya untuk makan makanan pokok yang lain selain nasi. Saat ini, kata dia, makanan pengganti beras sudah dilakukan di lingkungan aparatur sipil negeri (ASN/PNS) setiap rapat.
Mereka para organisasi perangkat daerah (OPD) setempat jika menggelar rapat terdapat aneka menu makanan yang berbahan baku umbi-umbian."Kami terus menggencarkan agar warga seharian dapat mengganti makanan dari beras ke umbi-umbian, " katanya.