REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Uni Eropa meminta negara-negara anggota lebih memprioritaskan memberikan dosis pertama vaksin virus korona. CDC Eropa juga tidak yakin masyarakat butuh dosis ketiga.
Pada Kamis (2/9) badan penyakit menular Uni Eropa mengatakan vaksin-vaksin yang sudah disetujui 'saat ini sangat efektif' membatasi dampak Covid-19. Tapi lembaga itu mengatakan dosis ketiga dan vaksin booster hanya perlu dipertimbangkan bagi orang yang lemah imun tubuhnya.
Sebelumnya, Prancis menjadi negara besar Uni Eropa pertama yang memberikan dosis ketiga atau tambahan bagi warga berusia di atas 65 tahun dan memiliki penyakit bawaan. Langkah ini dilakukan saat virus Corona varian Delta yang lebih menular sedang menyebar di negara itu.
Pihak berwenang kesehatan Spanyol juga mempertimbangkan mengambil langkah serupa. Banyak negara yang masih kesulitan memberikan dosis pertama vaksin Covid-19 pada warganya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah meminta program vaksinasi dosis ketiga dihentikan sementara. WHO juga meminta negara-negara maju menyumbangkan dosis vaksin Covid-19 ke negara yang membutuhkan.
Komisi Uni Eropa mengatakan blok itu memiliki dosis yang cukup bila memang dosis ketiga diperlukan. Siprus juga mulai memberikan vaksin booster bagi warga berusia 65 tahun ke atas yang lemah imunnya dan bagi para tenaga medis profesional.