REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Taliban berencana mengumumkan pemerintahan baru usai sholat Jumat (3/9). Menurut laporan, pemerintah baru Afghanistan akan seperti kepemimpinan Iran. Pemimpin agama tertinggi Taliban Mullah Hebatyllah Akhundzada diprediksi akan menjadi otoritas tertinggi negara.
Selama ini, Akhunzada adalah pemimpin agama tertinggi Taliban dan telah melayani di sebuah masjid di daerah Kachlaak di Provinsi Balochistan selama 15 tahun.
Meski demikian, kelompok itu telah berjanji akan mrmbuat Afghanistan yang lebih toleran dan berada di bawah pengawasan internasional yang ketat.
Seperti dilansir The Week, Pemerintah Afghanistan akan menghadapi tantangan besar. PBB telah memperingatkan bencana kemanusiaan yang membayangi di seluruh negeri di tengah kekeringan parah, meningkatnya kerawanan pangan setelah perang 20 tahun. Stok makanan yang didistribusikan oleh badan dunia tersebut kemungkinan akan habis di sebagian besar negara pada akhir September.
Pemerintah Afghanistan juga akan menghadapi krisis ekonomi karena Taliban tidak mungkin mendapatkan akses ke aset senilai 10 miliar dolar AS, yang sebagian besar dipegang di luar negeri oleh bank sentral negara.
Baca juga : Taliban Klaim Ambil Alih Pos Strategis di Panjshir
Taliban ingin memiliki hubungan persahabatan dengan Uni Eropa, Amerika Serikat (AS), India, dan anggota kantor politik Taliban di Doha, Qatar selama ini berhubungan dekat dengan berbagai negara asing.
Seorang juru bicara Taliban mengatakan pada Jumat (3/9) bahwa China telah berjanji untuk membuka kedutaan besarnya di Afghanistan dan meningkatkan bantuan kemanusiaan ke negara yang dilanda perang itu. Menteri luar negeri Qatar mengatakan bahwa telah bekerja dengan Taliban untuk membuka kembali bandara Kabul sesegera mungkin.
Sebuah tim teknisi Qatar dan Turki terbang ke Kabul pada Rabu (1/9) untuk membantu memulai kembali operasi di fasilitas yang juga penting untuk memberikan bantuan kemanusiaan.