Jumat 03 Sep 2021 11:40 WIB

Dokter Australia Peringatkan Sistem Kesehatan Bisa Tumbang

Vaksinasi yang lambat membuat Australia rentan terhadap lebih banyak kasus Covid-19

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Orang-orang berbicara satu sama lain mengenai hambatan di perbatasan Queensland-New South Wales antara Gold Coast (QLD) dan Tweed Heads (NSW), Australia, Kamis (2/9). Perdana Menteri Queensland telah memberi isyarat bahwa dia dapat menunda pelonggaran pembatasan begitu COVID- 19 target cakupan vaksinasi tercapai karena kekhawatiran barunya tentang anak-anak yang tidak divaksinasi.
Foto: EPA-EFE/JONO SEARLE
Orang-orang berbicara satu sama lain mengenai hambatan di perbatasan Queensland-New South Wales antara Gold Coast (QLD) dan Tweed Heads (NSW), Australia, Kamis (2/9). Perdana Menteri Queensland telah memberi isyarat bahwa dia dapat menunda pelonggaran pembatasan begitu COVID- 19 target cakupan vaksinasi tercapai karena kekhawatiran barunya tentang anak-anak yang tidak divaksinasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY - Dokter Australia pada Kamis memperingatkan rumah sakit di negara itu tidak siap untuk menghadapi pembukaan kembali yang direncanakan pemerintah bahkan dengan tingkat vaksinasi Australia yang lebih tinggi. Sejumlah negara bagian di Australia siap beralih dari strategi penekanan virus menjadi hidup berdampingan dengan Covid-19.

Asosiasi Medis Australia (AMA) menyebutkan sistem kesehatan terancam terjebak dalam "siklus krisis permanen". Mereka menyerukan permodelan baru untuk menguji apakah staf rumah sakit mampu menahan jumlah kasus yang diprediksi akan melonjak saat aturan karantina dilonggarkan.

Baca Juga

"Jika Anda telah membuka diri dan tidak melihat sistem keselamatan atau rakit penolong yang kita miliki, maka kemungkinan akhirnya kita berusaha mendorong lebih banyak orang ke rakit penolong dan membalikkan mereka," kata Wakil Presiden AMA Chris Moy kepada penyiar ABC.

Australia pada Juli mengungkap rencana tahap empat untuk kembali menuju kehidupan yang lebih bebas ketika negara itu mencapai 70-80 persen tingkat vaksinasi dan mendesak negara bagian untuk fokus membatasi jumlah kematian dan rawat inap dari strategi nol Covid-19 saat ini. Australia Barat dan Queensland yang bebas virus mengatakan mereka mungkin tidak berpegang pada rencana pembukaan kembali pemerintah sebab kesepakatan itu dibuat ketika kasus di New South Wales (NSW) jauh lebih rendah.

Infeksi baru mendekati angka rekor lebih dari 1.000 kasus sehari selama lima hari terakhir. Pada Rabu, lonjakan kasus memaksa Victoria bergabung dengan NSW untuk meninggalkan target nol kasus Covid-19.

Baca juga : Dokter Jawab 3 Pertanyaan Soal Anak Kembali ke Sekolah

Kedua negara bagian itu kini melihat vaksinasi sebagai jalan menuju kebebasan setelah gagal mengatasi wabah varian Delta, bahkan setelah karantina wilayah digelar sepekan. Kasus baru di Victoria pada Kamis naik menjadi 176 dari 120 kasus pada hari sebelumnya.

Australia, yang sempat bebas virus corona selama pandemi, hanya mencatat total 1.012 kematian dan 55 ribu lebih kasus. Namun pelaksanaan vaksinasi yang lambat membuat negara itu rentan terhadap lebih banyak kasus infeksi dan rawat inap. Sejauh ini baru sekitar 36 persen orang di atas usia 16 tahun di Australia yang telah menerima vaksin lengkap, jauh di bawah negara-negara maju lainnya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement