REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Anak hebat dan tangguh ini namanya Darwin Jazilin biasa dipanggil Darwin. Umurnya 13 tahun, anak ke-2 dari 3 bersaudara yang saat ini duduk di bangku SMP kelas VIII.
Ia tinggal dengan keluarganya di rumah kontrakan sederhana di daerah Candi, Cemani, Grogol, Sukoharjo. Ayahnya bekerja sebagai Cleaning Service, ibu berjualan cilok atau bakso pentol. Kakak Darwin sudah tidak bisa melanjutkan sekolah karena tidak ada biaya.
Berawal ketika adik dan kakaknya jatuh sakit di waktu yang bersamaan, ibunya yang harus merawat kedua saudaranya tidak bisa berjualan. Darwin yang saat itu tidak tega melihat ibunya yang terlihat sedih dan lelah membuatnya ingin menggantikan sang ibu berjualan cilok agar keuangan keluarga tetap berjalan. Himpitan ekonomi yang melanda keluarganya sejak pandemi membuat hati Darwin tergerak untuk membantu perekonomian keluarga.
Sebelumnya Darwin berjualan cilok keliling setelah selesai sekolah. Dalam sehari ia biasa menempuh jarak 1-3 Km dari rumah kontrakannya ke daerah yang ramai pembeli di sekitar Paragon, Kota Barat dan Cemani. Ia kembali ke rumah saat langit mulai gelap. Sayangnya, semenjak pandemi dan PSBB
diterapkan, Darwin hanya bisa berjualan di daerah Cemani saja.
Hebatnya anak ini, meskipun jalan kehidupan yang ia sulit dan melelahkan, Darwin menjalaninya dengan penuh keikhlasan sebab perjuangan yang ia lakukan demi ayah, ibu, dan keluarganya bisa bertahan. Saat ini Darwin sudah tidak lagi berjualan cilok karena ibunya sudah bisa kembali berjualan sehingga Darwin bisa fokus dengan sekolahnya.
Baca juga : Rumah Zakat dan UPZ PermataBank Syariah Cegah Covid-19
Sebagai bentuk kepedulian kepada Darwin, tim Rumah Zakat pun berkunjung untuk membantu biaya pendidikan Darwin, Kamis (26/8). “Terima kasih orang baik yang sudah membantu biaya pendidikan untuk saya, semoga senantiasa diberi kesehatan dan kelancaran rizki,” ungkap Darwin.