Jumat 03 Sep 2021 13:48 WIB

Perlawanan Panjshir: Taliban Telah Dipukul Mundur

Perlawanan Panjshir mengaku masih menguasai jalan masuk menuju lembah.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Milisi yang setia kepada Ahmad Massoud, putra mendiang Ahmad Shah Massoud, ambil bagian dalam latihan, di provinsi Panjshir, Afghanistan timur laut, Minggu, 29 Agustus 2021.
Foto: AP/Jalaluddin Sekandar
Milisi yang setia kepada Ahmad Massoud, putra mendiang Ahmad Shah Massoud, ambil bagian dalam latihan, di provinsi Panjshir, Afghanistan timur laut, Minggu, 29 Agustus 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Kelompok perlawanan Panjshir meyakinkan bahwa mereka masih memegang kendali penuh atas semua jalan masuk dan pintu masuk Lembah Panjshir. Klaim itu digaungkan walau Taliban berusaha menerobos wilayah tersebut. 

Perlawanan Panjshir meyakinkan pengaturan penuh atas semua jalan masuk dan pintu masuk Lembah. Aliansi Utara, dengan penduduk lokal di provinsi Panjshir, terus melakukan perlawanan keras terhadap Taliban. Meskipun merebut ibu kota provinsi utama, Taliban gagal menaklukkan Lembah itu.

 

Taliban dituding telah menyebarkan desas-desus bahwa mereka telah memasuki bagian Panjshir. "Ini adalah operasi psikologis (PsyOp) dan propaganda," ujar salah seorang kelompok Panjshir dikutip Republic World

 

Laporan dari rumah sakit di Kabul mengatakan bahwa sejumlah besar anggota Taliban terluka. Namun, mereka tidak dirawat karena staf rumah sakit belum kembali bekerja sejak Taliban mengambil alih ibukota.

 

Jasad lebih dari 40 korban Taliban dilaporkan ditinggalkan di medan perang. Mereka diserahkan melalui mediasi oleh para tetua Gulbahar, sesuai dengan hak asasi manusia dan konvensi perang.

 

Taliban telah dipukul mundur dan tidak ada bentrokan yang dilaporkan di front itu sejak pagi 2 September 2021. "Musuh (Taliban) melakukan beberapa upaya untuk memasuki Shotul dari Jabul-Saraj dan selalu gagal," kata Perlawanan Panjshir.

 

Baca Juga

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement