Jumat 03 Sep 2021 16:00 WIB

Sektor Transportasi Beri Andil Terhadap Deflasi Sumbar

Rendahnya aktivitas penerbangan menyebabkan penurunan tarif angkutan udara.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Friska Yolandha
Suasana sepi di Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Kepala Bank Indonesia (BI) wilayah Sumatra Barat, Wahyu Purnama, mengatakan deflasi yang terjadi di Sumbar pada Agustus 2021 terutama disebabkan oleh deflasi pada kelompok transportasi.
Foto: Humas BIM
Suasana sepi di Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Kepala Bank Indonesia (BI) wilayah Sumatra Barat, Wahyu Purnama, mengatakan deflasi yang terjadi di Sumbar pada Agustus 2021 terutama disebabkan oleh deflasi pada kelompok transportasi.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepala Bank Indonesia (BI) wilayah Sumatra Barat, Wahyu Purnama, mengatakan deflasi yang terjadi di Sumbar pada Agustus 2021 terutama disebabkan oleh deflasi pada kelompok transportasi dengan nilai deflasi sebesar 0,76 persen (mtm) dan andil 0,11 persen (mtm). Deflasi pada kelompok transportasi disumbang oleh penurunan tarif angkutan udara dengan nilai andil deflasi sebesar 0,10 persen (mtm).

“Angkutan udara kembali mengalami penurunan tarif yang terjadi sejak bulan Juni 2021 yang disebabkan oleh rendahnya aktivitas penerbangan dan mobilitas penumpang di Sumatera Barat,” kata Wahyu, melalui siaran pers yang diterima, Jumat (3/9).

Baca Juga

Wahyu menjelaskan adanya Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa-Bali dan PPKM lokal di beberapa wilayah di Indonesia yang berada pada zona merah, termasuk di Sumatera Barat menyebabkan penurunan tarif angkutan udara lebih lanjut oleh maskapai penerbangan.

Ia menjelaskan kelompok lain yang mengalami deflasi yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta kelompok pendidikan dengan nilai deflasi sebesar 0,10 persen (mtm) dan 0,49 persen (mtm) dengan andil kedua kelompok sebesar 0,03 persen (mtm). Deflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau  kata Wahyu disebabkan oleh penurunan harga komoditas cabai merah, daging ayam ras, dan jengkol dengan andil deflasi masing-masing sebesar 0,10 persen, 0,09 persen, dan 0,04 persen (mtm). 

Wahyu menambahkan cabai merah tercatat mengalami penurunan harga seiring mulai masuknya masa panen di sentra produksi cabai merah di Sumbar seperti Kabupaten Agam dan Kabupaten Solok sementara permintaan cukup stabil. Daging ayam ras mengalami penurunan harga didukung oleh melimpahnya pasokan dan kestabilan permintaan. 

Sementara penurunan harga jengkol juga didorong oleh kecukupan pasokan dan normalisasi permintaan pasca HBKN Idul Adha 1442 H. Kemudian deflasi pada kelompok pendidikan didorong oleh penurunan tarif Sekolah Dasar dengan andil 0,03 persen (mtm) seiring dengan kebijakan dari sekolah, khususnya sekolah dasar swasta untuk menurunkan tarif pendidikan di awal tahun ajaran baru akibat pandemi  covid-19.

Kelompok lain tercatat mengalami inflasi yang rendah dan stabil dengan rata-rata andil inflasi kelompok pada Agustus 2021 sebesar 0,00 persen (mtm) hingga 0,01 persen (mtm).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement