Jumat 03 Sep 2021 16:40 WIB

Kerugian Akibat Bencana di Sukabumi Capai Rp 5,1 Miliar

Kerugian akibat bencana terbesar di Sukabumi terbesar dari kebakaran

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kebakaran di Kota Sukabumi (ilustrasi).  Kasus bencana di Kota Sukabumi meningkat di rentang waktu Januari hingga Agustus 2021. Di mana dari Sistem Informasi Elektronik Data Bencana (SiEdan) yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, sampai dengan Catur Wulan ke dua (Januari- Agustus 2021), mencatatkan 118 kejadian di wilayah administrasi Kota Sukabumi.
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Kebakaran di Kota Sukabumi (ilustrasi). Kasus bencana di Kota Sukabumi meningkat di rentang waktu Januari hingga Agustus 2021. Di mana dari Sistem Informasi Elektronik Data Bencana (SiEdan) yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, sampai dengan Catur Wulan ke dua (Januari- Agustus 2021), mencatatkan 118 kejadian di wilayah administrasi Kota Sukabumi.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kasus bencana di Kota Sukabumi meningkat di rentang waktu Januari hingga Agustus 2021. Di mana dari Sistem Informasi Elektronik Data Bencana (SiEdan) yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, sampai dengan Catur Wulan ke dua (Januari- Agustus 2021), mencatatkan 118 kejadian di wilayah administrasi Kota Sukabumi.

"Angka ini naik dari agregasi sebelumnya 112 kali kejadian yang tersebar di tujuh kecamatan," ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BPBD Kota Sukabumi, Zulkarnain Barhami, Jumat (3/9). Akibatnya ditaksir luas area terdampak 51, 98 hektare dengan nilai kerugian mencapai Rp 5.128.662.500 atau naik dari Rp 4.266.912.500, dari agregasi sebelumnya.

Zulkarnain mengatakan, sekitar 34 unit bangunan rusak dan 54 Kepala Keluarga (KK) dilaporkan terdampak, diantaranya dua jiwa meninggal dunia. Sementara khusus untuk Agustus 2021 tercatat 6 jenis kejadian utama.

Rinciannya longsor dua kali di kecamatan Cikole, Kebakaran permukiman 1 kali dan tempat usaha 1 kali di kecamatan Cikole dan kecamatan Citamiang 1 kali kejadian. Angin kencang di Kecamatan Cibeureum dan Cuaca Ekstrem di kecamatan Warudoyong masing masing satu kali.

Terakhir insiden meninggalnya anak kecil Faqih Alfarizi warga Kelurahan Limusnunggal, Kecamatan Cibeureum tercebur ke sumur sedalam 1,5 meter pada Selasa 10 Agustus 2021sekitar pukul 14.00 WIB. Lebih lanjut Zulkarnain merinci kasus bencana di sepanjang 2021.

Pertama angin puting beliung sebanyak 2 kali dengan kerugian Rp 70.000.000 dan luas area terdampak 71 m2. Berikutnya banjir sebanyak 19 kali kejadian dengab kerugian Rp 189.550.000, dan luas area terdampak 512,967 m2.

Cuaca ekstrem sebanyak 47 kali dan kerugian Rp 918.100.000 dengan luas area terdampak 3.119 m2 dan kebakaran 20 kali dan kerugian Rp 3.386.500.000 dengan luas area terdampak 2.072m2. Selanjutnya tanah longsor sebanyak 28 kali dengan kerugian Rp 564.512.500 dengan luas area terdampak 1.562 m2 dan Gempa 2 kali.

Sementara kata Zulkarnain, sebaran nilai kerugian meliputi Kecamatan Baros Rp 125.500.000, Lembursitu Rp 299.050.000, Cibeureum Rp 86.250.000, Citamiang Rp 281.975.000, Warudoyong Rp 2.488.500.000, Gunung Puyuh Rp 555.212.500, dan Cikole Rp 1.291.775.000.

Terakhir sebaran bencana setiap bulan yakni pada bulan Januari tercatat 15 kali, Februari (8 kali), Maret (20 kali), April (11 kali), Mei (10 kali) Juni 34 kali dan Juli 8 kali dan Agustus 6 kali.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement