Jumat 03 Sep 2021 17:58 WIB

IDI Kota Bandung Masih Kaji PTM Bagi Siswa di Bawah 12 Tahun

IDI Kota Bandung tak menyarankan digelarnya PTM bagi siswa di bawah 12 tahun

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang siswi menunjukan formulir usai mendapatkan vaksin COVID-19 di SMPN 2 Bandung, Jawa Barat, Rabu (14/7/2021). Sebanyak 2.000 siswa SMP dan SMA di Kota Bandung mendapatkan vaksinasi COVID-19 dosis guna percepatan program vaksinasi nasional untuk membangunan Herd Immunity di masyarakat.
Foto: ANTARA/Raisan Al Farisi
Seorang siswi menunjukan formulir usai mendapatkan vaksin COVID-19 di SMPN 2 Bandung, Jawa Barat, Rabu (14/7/2021). Sebanyak 2.000 siswa SMP dan SMA di Kota Bandung mendapatkan vaksinasi COVID-19 dosis guna percepatan program vaksinasi nasional untuk membangunan Herd Immunity di masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kota Bandung, dr. R Dadan Gardea Gandadikusumah, Sp.OT menyatakan, pihaknya masih mengkaji terkait Pembelajaran Tatap Muka (PTM) untuk siswa yang berusia dibawah 12 tahun.

"Saat ini PTM masih diproyeksikan untuk siswa di lingkungan SMP dan SMA. Untuk anak-anak dibawah 12 tahun masih dalam tahap dipelajari dan dianalisis," ujar Dadan dalam acara Pekan Vaksinasi Covid 19 bagi keluarga besar Universitas Pasundan, mahasiswa dan umum di Kampus V Unpas, Jalan Sumatra No 41 Kota Bandung, Jum'at (3/9).

Menurut Dadan, hal tersebut perlu dikaji karena vaksinasi Covid 19 untuk anak usia dibawah 12 tahun belum berjalan dengan maksimal. Apalagi, saat ini masih banyak orang tua yang belum mengijinkan anaknya untuk menerima vaksinasi Covid 19.

"Sehingga saat ini kami juga terus mensosialisasikan kepada para orang tua bahwa vaksinasi untuk anak ini aman," katanya.

Namun, kata dia, jika melihat kondisi saat ini, di mana pada bulan lalu terjadi lonjakan covid 19 yang tinggi, maka PTM untuk siswa dibawah usia 12 tahun tidak disarankan.

"PTM beresiko tinggi jika kasus covid 19 belum terkendali. Jadi kami tidak menyarakan PTM digelar kalau kondisi belum aman. Apalagi anak-anak ini belum tentu bisa menjaga prokes," katanya.

IDI Kota Bandung pun, kata dia, terus mendukung upaya pemerintah Kota Bandung untuk mencapai 70 persen herd immunity pada September 2021."Saat ini, IDI berkolaborasi dengan Dinkes untuk mengadakan vaksinasi massal akhir bulan ini. Selain untuk herd immunity juga untuk merayakan hari jadi Kota Bandung dan anak yang mengikuti PTM bisa merasa an tanpa ketakutan," paparnya.

Sementara itu, Universitas Pasundan (Unpas), menggelar Pekan Vaksinasi Covid 19 bagi keluarga besar Unpas, mahasiswa dan umum tahap ke dua kembali pada 3-4 September di   Kampus V Unpas, Jalan Sumatra No 41 Kota Bandung. Vaksinasi ini merupakan kolaborasi antara Universitas Pasundan, Paguyuban Pasundan, Resimen Mahasiswa Jawa Barat dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Barat.

Rektor Universitas Pasundan Prof. Dr. Ir. H Eddy Jusuf Sp. M.Si., M. Kom, IPU. mengatakan, kegiatan ini dilakukan untuk mencapai herd immunity agar level PPKM terus menurun. Sehingga akhirnya sekolah dan perguruan tinggi bisa dibuka kembali. "Walaupun sudah divaksin, prokes harus tetap dijalankan," kata Eddy.

Saat ini, kata dia Unpas belum membuka pembelajaran tatap muka, namun menggunakan metode hybrid. Jadi, mahasiswa yang datang ke kampus diutamakan adalah mahasiswa yang sedang menjalani program experience learning seperti yang mengharuskan datang ke studio maupun laboratorium.

"Sekarang, kapasitas mahasiswa baru dibuka sebesar  50 persen, namun jika perkembangan PPKM di Kota Bandung turun ke level dua atau satu. Maka belajar PTM bisa dilaksanakan 100 persen," katanya

Kendati demikian, kata Eddy, PTM tergantung pemberian izin dari orang tua masing-masing."Komitmen menjaga prokes harus menjadi yang utama apalagi jika sudah PTM. Sebab mahasiswa Unpas ini bukan hanya berasal dari Bandung Raya tapi juga daerah lainnya, jangan sampai nanti membuka klaster baru," katanya.

Ketua pelaksana Vaksinasi Unpas sekaligus Wakil Rektor III Unpas, Dr H. Deden Ramdan MSi.CICP.DBA. mengatakan, vaksinasi tahap ke dua ini diberikan kepada 1320 orang.

"Ada sebanyak 1320 orang yang divaksin tahap ke dua dan dibagi ke dalam dua hari," katanya.

Deden mengatakan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari pengabdian kepada masyarakat dan akan berlanjut dengan model yang lain, disamping sebagai tanggung jawab sosial kampus.

"Harapan kami tentu vaksinasi ini akan mendukung tercapainya herd immunity, sehingga masyarakat civitas akademika dapat melaksanakan aktifitas dengan normal dan PTM dapat terlaksana," katanya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement