Jumat 03 Sep 2021 18:22 WIB

Masyarakat Banyak yang Terganggu Jiwanya Akibat Pandemi

Banyak pendaftar layanan konseling untuk mengobati penyakit mental yang dideritanya.

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Pandemi Covid 19 yang terjadi hampir dua tahun ini berdampak besar terhadap kesehatan mental masyarakat. Karena, menurut Penggagas Prosemicolon, Zahra Najwa, selain dihantui perasaan takut akan terpapar penyakit tersebut, kondisi ekonomi yang terpuruk serta minimnya interaksi dengan sesama menjadi penyebab gangguan psikis tersebut.
Foto: istimewa
Pandemi Covid 19 yang terjadi hampir dua tahun ini berdampak besar terhadap kesehatan mental masyarakat. Karena, menurut Penggagas Prosemicolon, Zahra Najwa, selain dihantui perasaan takut akan terpapar penyakit tersebut, kondisi ekonomi yang terpuruk serta minimnya interaksi dengan sesama menjadi penyebab gangguan psikis tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pandemi Covid 19 yang terjadi hampir dua tahun ini berdampak besar terhadap kesehatan mental masyarakat. Karena, menurut Penggagas Prosemicolon, Zahra Najwa, selain dihantui perasaan takut akan terpapar penyakit tersebut, kondisi ekonomi yang terpuruk serta minimnya interaksi dengan sesama menjadi penyebab gangguan psikis tersebut.

Prosemicolon sendiri adalah aktivis yang fokus membantu menangani kesehatan mental masyarakat terutama di saat pandemi ini. "Di masa krisis seperti saat ini semakin banyak masyarakat yang kesehatan jiwanya terganggu," ujar Zahra Najwa kepada wartawan di Bandung, Jumat (3/9).

Hal tersebut, kata dia, terlihat dari banyaknya pendaftar layanan konseling untuk mengobati penyakit mental yang diderita. "Hanya dalam dua hari setelah kami membuka pendaftaran, ada 1.000 pendaftar. Akun medsos kami yang baru berusia dua minggu juga langsung diikuti 50 ribu (warganet)," katanya.

Selain akibat merosotnya kondisi ekonomi, kata dia, gangguan mental ini terjadi karena semakin berkurangnya interaksi di antara masyarakat. Dengan begitu, berbagai tekanan hidup yang dialami masyarakat hanya dipendam sendiri sehingga semakin memberatkan beban psikis mereka."Dengan dipendam sendiri, selain penderita sulit menemukan solusi, beban psikisnya semakin berat," katanya. 

Jika tidak segera ditangani, kata dia, para penderita akan melakukan hal-hal yang mengkhawatirkan seperti menyakiti diri sendiri hingga orang lain."Bisa ke mana-mana. Pikiran bunuh diri, narkoba, alkohol, termasuk berontak mengancam keselamatan orang lain," katanya.

Oleh karena itu, kata Najwa, Prosemicolon hadir untuk memberikan layanan konseling gratis bagi masyarakat yang mentalnya terganggu."Kami akan membantu semampunya. Saat ini ada 6 psikolog, serta puluhan volunteer," katanya.

Selain menyediakan konseling gratis bagi penderita, kata dia, gerakan yang berkolaborasi dengan DPW Partai NasDem Jawa Barat inipun bertujuan mengedukasi masyarakat agar lebih peduli terhadap kondisi kejiwaan orang sekitar.

Dengan semakin banyak warga yang tersadarkan, menurut Zahra, akan semakin mudah bagi penderita gangguan mental untuk mencurahkan keluh kesah yang ada. "Selama ini, penderita gangguan mental merasa tabu untuk bercerita, bahkan ke keluarganya sendiri pun," katanya.

Di tempat yang sama, Ketua DPW Partai NasDem Jawa Barat Saan Mustopa mengatakan, pihaknya sangat mendukung gerakan sosial ini. Saan menyadari saat ini layanan pemerintah untuk mengatasi persoalan ini masih tergolong minim."Kami berharap pemerintah memperbanyak layanan konseling gratis. Karena masyarakat tidak mampu sangat sulit untuk mengakses psikolog," katanya.

Apalagi, kata dia, saat ini semakin banyak masyarakat yang kejiwaannya tertekan akibat pandemi. "Seperti di Purwakarta, ada tiga anak yang kehilangan kedua orangtuanya karena virus korona. Selain membantu dari sisi ekonomi, layanan konseling sangat diperlukan," katanya.

Dalam kolaborasi dengan Prosemicolon Ini, menurut Saan pihaknya memfasilitas tempat untuk konseling, termasuk yang dilakukan secara dalam jaringan (online) yang menjangkau 1.000 warga yang membutuhkan pendampingan tersebut. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement