REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT – Seorang ulama di Lebanon melakukan sholat Jumat di depan sebuah pompa bensin di kota pesisir Jiyeh selatan Beirut.
Sholat Jumat digelar di Pom Bensin ketika negara itu terus bergulat dengan kekurangan bahan bakar yang menyesakkan.
Dilansir dari Arab News, Jumat (3/9) puluhan pengendara yang mengantre untuk mengisi mobilnya dengan bahan bakar, turut mendengarkan khutbah ustadz tersebut.
Kelangkaan bahan bakar ini terjadi di tengah himpitan dan keterpurukan ekonomi. Lebanon harus berjuang untuk membayar importir. Bahkan bentrokan antarwarga yang marah dengan kondisi saat ini hampir setiap hari terjadi.
Dikutip dari Alarabiya, Lebanon tidak hanya menderita kelangkaan bahan bakar tetapi juga pasokan listrik. Hal ini menyebabkan banyak toko-toko makanan beku yang ketergantungan dengan listrik harus merugi. Mereka harus membuang makanan tersebut atau menjualnya dengan harga murah.
Hal ini mengakibatkan kasus keracunan makanan di Lebanon juga meningkat pesat. Keracunan ini terjadi lantaran lemari es dan frezzer tidak dapat berfungsi akibat pemadaman listrik setiap hari.
Banyak supermarket dan toko di Lebanon harus membuang persediaan makanan yang didinginkan dan dibekukan, karena tidak dapat menjaganya dari kerusakan.
Ketika harga pangan naik, masyarakat dipaksa memilih antara produk yang rusak mempertaruhkan kesehatan mereka atau kelaparan.
“Jika Anda berakhir dengan infeksi bawaan makanan, bukan hanya diare, sakit perut, sakit kepala, atau demam,” kata Dr Issmat Kassem, Asisten Profesor di Pusat Keamanan Pangan Universitas Georgia.
“Anda dapat berakhir dengan infeksi yang dapat mengubah hidup Anda dan mungkin menyebabkan kematian. Beberapa infeksi dapat menyebabkan gagal ginjal, syok septik, radang otak, dan endokarditis," ujar Kassem.
Sumber: arabnews