Sabtu 04 Sep 2021 07:46 WIB

Pertempuran Sengit Pecah antara Taliban dan Aliansi Utara

Juru bicara aliansi utara menyebut ada seratusan Taliban yang terjebak di Panjshir.

Milisi yang setia kepada Ahmad Massoud, putra mendiang Ahmad Shah Massoud, ikut serta dalam latihan, di provinsi Panjshir, Afghanistan timur laut, Senin, 30 Agustus 2021.
Foto: AP/Jalaluddin Sekandar
Milisi yang setia kepada Ahmad Massoud, putra mendiang Ahmad Shah Massoud, ikut serta dalam latihan, di provinsi Panjshir, Afghanistan timur laut, Senin, 30 Agustus 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Pertempuran antara Taliban dan kelompok perlawanan di Lembah Panjshir berlangsung sengit. Pihak Taliban mengatakan kepada Reuters bahwa mereka telah merebut wilayah tersebut.

Namun kelompok perlawanan membantah klaim tersebut. Amrullah Saleh, salah satu tokoh perlawanan juga menyangkal bahwa ia telah kabur. Namun eks Wapres Afghanistan tak menampik bahwa situasi saat ini sangat sulit.

Baca Juga

"Tidak ada keraguan, kami dalam situasi sulit. Kami di bawah invasi Taliban," ujarnya dalam video yang dikirimkan ke BBC.

"Kami tidak akan menyerah. Kami akan berdiri buat rakyat Afghanistan."

Video dikirimkan untuk memastikan bahwa kabar yang menyebut ia telah lari tidaklah benar. BBC tidak bisa mengonfirmasi keberadaan Saleh.    

Ali Nazari juru bicara kelompok perlawanan Aliansi Utara (NRF) mengatakan kepada BBC World News bahwa mereka telah memukul mundur Taliban.  "Ada seratusan Taliban yang terjebak, dan mereka kekurangan amunis, dan mereka bernegosiasi untuk menyerah," katanya.

Namun sumber di Taliban sebaliknya mengkalim kemenangan. "Atas berkat rahmah Allah SWT, kami mengontrol seluruh Afghanistan. Pembuat masalah di Panjshir telah dikalahkan."

Pemimpin gerakan di Panjshir ialah Ahmad Massoud. Ia adalah putra dari Ahmad Shah Massoud yang menjadi tokoh perlawanan melawan Soviet tahun 1980-an. Shah Massoud menolak Taliban dan dibunuh oleh Alqaidah dua hari sebelum serangan World Trade Centre.

Selain dari milisi aliansi utara, kelompok multi etnik ini juga berisi eks tentara Afghanistan. Jumlahnya dikabarkan mencapai ribuan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement