REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG--Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Ady Wibowo mengatakan, dua warga negara asing (WNA) asal Iran yang mengalihfungsikan rumah mewah di kawasan Karawaci, Tangerang menjadi pabrik sabu kerap berpindah-pindah lokasi dalam menjalankan aksinya. Dia menilai hal itu merupakan bagian dari taktik para tersangka.
“Dari beberapa pendalaman yang kita lakukan, yang bersangkutan pindah-pindah. Artinya mungkin ini bagian dari kamuflase dari pihak tersangka,” kata Ady usai olah tempat kejadian perkara (TKP) bersama Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri di Tangerang, Jumat (3/9).
Ady menuturkan, tersangka mendiami rumah di kawasan Karawaci tersebut baru beberapa bulan yang lalu. Di kawasan perumahan elit tersebut, tersangka menyewa rumah dengan harga belasan juta rupiah per bulannya.“Sekitar empat bulan yang bersangkutan tinggal di sini. Menurut pengakuan tersangka kontrak di sini, sekitar Rp 16 juta mungkin perbulan,” kata dia.
Menurut pengamatan Ady, lokasi perumahan tersebut terbilang sepi. Sehingga tersangka dapat melancarkan aksinya dengan lebih leluasa. “Lokasi ini cukup hening, ini adalah klaster di perumahan mewah yang mungkin menjadi cover bagi mereka agar tidak terpantau,” terangnya.
Pantauan Republika di lokasi pada Jumat (3/9), rumah mewah berlantai dua yang dijadikan pabrik sabu tersebut memang berada di lokasi yang situasinya lengang dan jauh dari keramaian. Bahkan saat dilakukan kegiatan olah TKP, tidak tampak warga atau tetangga di sekitar lokasi yang keluar dari rumah.