Sabtu 04 Sep 2021 09:52 WIB

Industri Harus Tingkatkan Kapasitas Pekerja

Banyak perusahaan kesulitan dalam melakukan upskilling dan reskilling.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ratna Puspita
Dunia industri harus memberikan perhatian pada peningkatan kapasitas pekerja untuk meminimalkan skill gap atau kesenjangan kemampuan. (Foto ilustrasi: Pekerja)
Foto: www.freepik.com.
Dunia industri harus memberikan perhatian pada peningkatan kapasitas pekerja untuk meminimalkan skill gap atau kesenjangan kemampuan. (Foto ilustrasi: Pekerja)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dunia industri harus memberikan perhatian pada peningkatan kapasitas pekerja untuk meminimalkan skill gap atau kesenjangan kemampuan. Peningkatan kapasitas bisa dilakukan lewat pelatihan, kursus dan juga sertifikasi. 

“Tidak hanya peningkatan kompetensi dasar dari sekolah, peningkatan kapasitas pekerja juga seharusnya menjadi satu isu yang harus disuarakan para pekerja dan menjadi perhatian dunia industri,” kata peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Latasha Safira, Sabtu (4/9).

Baca Juga

Ia mengatakan banyak perusahaan di Indonesia melaporkan kesulitan dalam melakukan meningkatkan kemampuan (upskilling) dan melatih kemampuan baru (reskilling) baik bagi pekerja pemula maupun senior. Tidak sedikit perusahaan yang mengaitkan masalah ini dengan rendahnya penguasaan keterampilan dasar, transferable serta digital ketika memasuki dunia kerja.

Ia mengatakan para pelaku industri juga wajib melaksanakan berbagai kegiatan terkait peningkatan kapasitas pekerjanya. Ia mengatakan, hasil dari peningkatan kapasitas pekerja memang belum tentu terlihat dalam waktu singkat. 

Namun dalam jangka panjang, mereka akan menjadi pekerja yang andal di bidangnya masing-masing. “Para pemberi kerja atau pengusaha seharusnya dengan segera mengalokasikan anggarannya dalam kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan kapasitas pekerja. Mereka juga yang akan mendapatkan manfaat kalau para pekerjanya terus up to date dengan berbagai hal yang terkait dengan kapasitasnya sebagai pekerja dan berhubungan dengan industri tempatnya bekerja,” ujar Latasha.

Ia mengatakan, penguasaan teknologi, teknologi digital dan bahasa asing juga menjadi hal-hal yang mulai harus diperhatikan dan dilakukan oleh para pekerja. Seiring dengan globalisasi, penerapan teknologi dan penggunaan bahasa akan lebih cenderung mengikuti dunia internasional. Untuk itu, kemampuan berkomunikasi, terlebih dalam bahasa asing, menjadi syarat yang harus dipenuhi oleh para pekerja Indonesia. 

Pencanangan Industry 4.0 oleh Presiden Joko Widodo harus direspons positif oleh dunia industri dan para pekerja. Tidak melulu menyuarakan hal-hal yang sudah sering didengar seperti soal upah, para pekerja seharusnya juga aware terhadap edukasi dan yang seharusnya mereka dapatkan sebagai seorang pekerja. Dunia industri juga sudah seharusnya merespon hal ini melalui penyediaan kegiatan untuk peningkatan kapasitas pekerja.

Sementara itu, skill gap atau kesenjangan skill sering disuarakan oleh dunia industri sebagai salah satu penyebab kesulitan untuk menyerap lulusan institusi pendidikan di Tanah Air. Latasha memaparkan, merujuk kepada laporan UNICEF (2019), kompetensi dasar yang dibutuhkan siswa dalam perkembangan mereka adalah foundational (dasar), transferable, digital dan job-specific (khusus pekerjaan). 

Keterampilan dasar mencakup kemampuan berhitung dan literasi, transferable adalah kemampuan yang dapat digunakan pada berbagai konteks seperti berpikir kritis, kepemimpinan serta komunikasi, digital mencakup literasi digital yang dapat memastikan siswa bisa mengikuti perubahan dalam kebutuhan industri sedangkan keterampilan terakhir adalah yang khusus dibutuhkan berbagai pekerjaan dalam industri. 

Penguasaan keempat keterampilan ini sangat penting untuk meningkat produktivitas, dan membantu siswa membangun dan mengembangkan kompetensi lain. Contohnya, keterampilan berpikir kritis, akan memungkinkan siswa menghubungkan ide secara logis, dan memecahkan masalah kompleks dengan cara yang lebih baik dan efektif. 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّسْتَمِعُ اِلَيْكَ ۚوَجَعَلْنَا عَلٰى قُلُوْبِهِمْ اَكِنَّةً اَنْ يَّفْقَهُوْهُ وَفِيْٓ اٰذَانِهِمْ وَقْرًا ۗوَاِنْ يَّرَوْا كُلَّ اٰيَةٍ لَّا يُؤْمِنُوْا بِهَا ۗحَتّٰٓى اِذَا جَاۤءُوْكَ يُجَادِلُوْنَكَ يَقُوْلُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِنْ هٰذَآ اِلَّآ اَسَاطِيْرُ الْاَوَّلِيْنَ
Dan di antara mereka ada yang mendengarkan bacaanmu (Muhammad), dan Kami telah menjadikan hati mereka tertutup (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan telinganya tersumbat. Dan kalaupun mereka melihat segala tanda (kebenaran), mereka tetap tidak mau beriman kepadanya. Sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu berkata, “Ini (Al-Qur'an) tidak lain hanyalah dongengan orang-orang terdahulu.”

(QS. Al-An'am ayat 25)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement