Sabtu 04 Sep 2021 13:38 WIB

Kematian Pertama Covid-19 Varian Delta di Selandia Baru

Otoritas setempat melaporkan 20 kasus baru Covid-19 varian Delta yang terkonfirmasi

Rep: ferginadira/ Red: Hiru Muhammad
Selandia Baru terbaik tangani Covid-19 (ilustrasi)
Foto: republika
Selandia Baru terbaik tangani Covid-19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON--Selandia Baru melaporkan kematian pertama terkait Covid-19 varian Delta, Sabtu (4/9). Seorang wanita tua berusia 90an tahun dikonfirmasi meninggal dunia setelah terpapar varian Delta.

Wanita tersebut dilaporkan memiliki sejumlah kondisi kesehatan yang mendasarinya. Ini adalah kematian terkait virus Corona pertama di negara itu sejak pertengahan Februari.

Sementara itu, untuk kasus baru harian, otoritas Selandia Baru melaporkan 20 kasus baru Covid-19 varian Delta yang terkonfirmasi dalam 24 jam di kota Auckland. Selandia Baru tengah berupaya memutus mata rantai penularan varian Delta yang secepat kilat menular. Angka kasus harian Sabtu tercatat menurun dalam beberapa hari terakhir.

Sekitar 1,7 juta orang di kota terbesar negara itu, Auckland telah menerapkan kebijakan lockdown yang sangat ketat sejak pertengahan Agustus. Pembatasan kemudian telah dilonggarkan di seluruh negara, tapi sekolah dan kantor serta kafe, restoran, dan semua tempat umum tetap tutup.

Sebagian besar warga Selandia Baru telah diminta untuk tinggal di dalam rumah. Sementara itu kasus aktif dari wabah Covid-19 saat ini mencapai 782, sebanyak 76 di Auckland dan 17 di Wellington, ibu kota.

Selandia Baru, negara berpenduduk lima juta, telah melaporkan 3.392 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi dan 27 kematian terkait sejak pandemi dimulai. "Setiap kematian adalah pengingat akan kerusakan yang disebabkan Covid-19 ketika masuk ke komunitas kami," kata Perdana Menteri Jacinda Ardern dalam pernyataannya dikutip laman Channel News Asia, Sabtu (4/9). "Warga Selandia Baru kami yang lebih tua dan mereka yang memiliki masalah kesehatan mendasar sejauh ini paling berisiko dari virus dan salah satu alasan penguncian adalah alat yang sangat penting untuk menghentikan penyebarannya," ujarnya. 

 

 

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَحْلِفُوْنَ بِاللّٰهِ مَا قَالُوْا ۗوَلَقَدْ قَالُوْا كَلِمَةَ الْكُفْرِ وَكَفَرُوْا بَعْدَ اِسْلَامِهِمْ وَهَمُّوْا بِمَا لَمْ يَنَالُوْاۚ وَمَا نَقَمُوْٓا اِلَّآ اَنْ اَغْنٰىهُمُ اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗ مِنْ فَضْلِهٖ ۚفَاِنْ يَّتُوْبُوْا يَكُ خَيْرًا لَّهُمْ ۚوَاِنْ يَّتَوَلَّوْا يُعَذِّبْهُمُ اللّٰهُ عَذَابًا اَلِيْمًا فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ ۚوَمَا لَهُمْ فِى الْاَرْضِ مِنْ وَّلِيٍّ وَّلَا نَصِيْرٍ
Mereka (orang munafik) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa mereka tidak mengatakan (sesuatu yang menyakiti Muhammad). Sungguh, mereka telah mengucapkan perkataan kekafiran, dan telah menjadi kafir setelah Islam, dan menginginkan apa yang mereka tidak dapat mencapainya; dan mereka tidak mencela (Allah dan Rasul-Nya), sekiranya Allah dan Rasul-Nya telah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka. Maka jika mereka bertobat, itu adalah lebih baik bagi mereka, dan jika mereka berpaling, niscaya Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih di dunia dan akhirat; dan mereka tidak mempunyai pelindung dan tidak (pula) penolong di bumi.

(QS. At-Taubah ayat 74)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement