REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pakar kesehatan dan kelompok medis di Amerika Serikat mendorong penghentian penggunaan obat parasit seperti ivermectin untuk mengobati Covid-19 di tengah meningkatnya konsumsi. Pakar memperingatkan efek samping yang berbahaya dan hanya ada sedikit bukti yang mendukung bahwa obat itu berkhasiat seperti yang dikira.
Berhadapan dengan gelombang keempat pandemi Covid-19, semakin banyak orang Amerika yang beralih ke ivermectin, obat murah yang digunakan untuk membunuh cacing dan parasit lain pada manusia dan hewan. Pejabat kesehatan federal telah melihat lonjakan resep pada musim panas ini, disertai dengan peningkatan yang mengkhawatirkan dalam laporan kasus overdosis.
Obat itu bahkan diberikan kepada narapidana di sebuah penjara di barat laut Arkansas yang positif Covid-19, meskipun ada peringatan federal terhadap penggunaannya. Ivermectin juga sempat digunakan di negara lain, seperti India, namun kemudian dihentikan.
Ivermectin dipromosikan oleh anggota parlemen dari partai Republik, pembawa acara talk show konservatif, dan beberapa dokter. Bahkan, penyebaran klaim khasiatnya diperkuat melalui media sosial ke jutaan orang Amerika yang tetap menolak untuk divaksinasi.
Pekan ini, kelompok tertinggi profesional AS untuk dokter dan apoteker meminta penggunaan obat di luar penelitian segera diakhiri.
"Kami mendesak dokter, apoteker, dan pemberi resep lainnya untuk memperingatkan pasien terhadap penggunaan ivermectin di luar indikasi dan panduan yang disetujui FDA," kata American Medical Association dan dua kelompok apoteker, dilansir AP pada Sabtu (4/9).
Studi besar sekarang sedang berlangsung di AS dan luar negeri untuk menentukan apakah ivermectin memiliki efek dalam mencegah atau mengobati Covid-19. Peringatan dari regulator federal dan negara bagian melacak efek samping dan penerimaan rumah sakit terkait dengan obat tersebut.