Sabtu 04 Sep 2021 17:10 WIB

Fakta-Fakta Seputar Imam Bukhari 'Sang Penjaga' Hadits Nabi

Imam Bukhari mempunyai banyak sisi keteladanan yang menarik

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Nashih Nashrullah
Imam Bukhari mempunyai banyak sisi keteladanan yang menarik. Ilustrasi Ahli Hadits
Foto: MGROL100
Imam Bukhari mempunyai banyak sisi keteladanan yang menarik. Ilustrasi Ahli Hadits

REPUBLIKA.CO.ID, — Saat membaca hadits-hadits  Nabi Muhammad SAW, nama Imam Bukhari seringkali disebutkan. Tokoh yang melalui kitab-kitab yang dikarang, ajaran-ajaran Nabi masih bisa disebarkan kepada Umat Islam. 

Namun tidak sedikit umat Islam yang belum mengenal lebih jelas terkait ulama besar ini. Berikut profil dan fakta-fakta mengenai Imam Al Bukhari bernama asli seperti dilansir dari Elbalad News:

Baca Juga

Nama asli

Imam Bukhari bernama asli Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah. Dia lahir pada Syawal tahun 194 Hijriyah. Adapun ayahnya meninggal ketika dia masih muda, dan dia dibesarkan di pangkuan ibunya. 

Ciri-ciri kepribadian Bukhari 

Imam Al Bukhari terkenal dengan sifat-sifatnya yang manis dan bermartabat, yang hanya dimiliki para ulama yang tulus, dan sifat-sifat inilah yang menjadikannya dijuluki Imam Al Bukhari. 

Dia melakukan haji ketika berusia delapan belas tahun, jadi dia menetap di Makkah untuk belajar hadits, kemudian melakukan perjalanan setelah itu ke syekh hadits lain di negara-negara tempat dia bisa bepergian, dan menulis tentang hal itu lebih dari seribu syekh.  

Bukhari sering bangun dalam suatu malam dan akan menyalakan lampu lalu menulis apa yang muncul di benaknya, kemudian dia mematikan lampunya lagi. Namun dia sering bangun lagi dan lagi sampai dia biasa mengulanginya hingga dua puluh kali.  

Kemampuan menghafal Imam Bukhari juga adalah yang paling diingat di antara ulama-ulama saat itu. Banyak riwayat menyebutkan bahwa ketika dia melihat sebuah buku sekali, maka  dia akan langsung menghafalnya dari satu pandangan.  

Kedermawanan dan ketakwaan Imam Al Bukhari

Imam Bukhari banyak disebutkan selalu membawa tasnya untuk membawa harta untuk disedekahkan. Para ahli sejarah dan masyarakat saat itu mengetahui kebiasaannya ini. 

Dia juga adalah sosok yang dikenal bertakwa kepada Allah SWT. Setiap hadits  yang ditulisnya bahkan dikatakannya baru akan dituliskan setelah melakukan sholat dua rokaat. 

“Aku tidak memasukkan sebuah hadits dalam kitab sahih kecuali bahwa aku mandi sebelum itu dan sholat dua rakaat,” katanya. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement